Industri Otomotif Dipukul Rupiah

INILAHCOM, Tangerang – Kalangan industri otomotif mengeluhkan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini.Dampaknya mengerek naik biaya produksi. Kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Rahmat Samulo, biaya produksi menjadi semakin berat akibat pelemahan rupiah. “Jika bicara mengenai nilai tukar atau melemahnya rupiah, maka artinya berdampak pada biaya produksi,” kata Rahmat di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (22/8/2015). Kendati berdampak pada kenaikan biaya produksi, kata Rahmat, bukan berarti produsen otomotif serta merta menaikkan harga jual produknya. Dalam hal ini, lanjut Rahmat, perusahaan masih akan menghitung berapa kenaikan atas biaya produksi. Selanjutnya disesuaikan dengan kemampuan korporasi dalam menanggung naiknya ongkos itu. Barulah ditentukan apakah akan menaikkan harga atau opsi lain. “Analisa untuk menghitung biaya produksi yang masih bisa ditanggung perusahaan, sangat penting guna menjaga agar harga jual tak naik secara cepat. Karena bisa mengganggu daya beli masyarakat,” kata Rahmat. Dalam perdagangan Jumat (21/8/2015), nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan sampai mendekati Rp 14 ribu per US$. Sesi penutupan, kurs mata uang Garuda berada di level Rp 13.924 per US$. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*