Indosat Segera "Refinancing" Utang Obligasi US$ 650 Juta

Jakarta – PT Indosat Tbk (ISA) segera melunasi kembali (refinancing) utang senilai US$ 650 juta atau setara Rp 8,45 triliun pada Juli 2015. Nilai refinancing tersebut setara dengan 70 persen dari total utang jatuh tempo perseroan Rp 12 triliun dalam 12 bulan ke depan.

Berdasarkan info memo perseroan, utang jatuh tempo Indosat hingga Maret 2016 terdiri atas denominasi rupiah Rp 2,22 triliun dan mata uang asing US$ 719,2 juta.

Investor Relations Indosat Andromeda Tristanto mengatakan, perseroan akan melaksanakan refinancing utang guaranted notes senilai US$ 650 juta. Refinancing bersumber dari dana utang mata uang asing sebanyak US$ 500 juta dan sisanya US$ 150 memanfaatkan fasilitas kredit mata uang rupiah. “Kami sudah memiliki komitmen pinjaman dari sejumlah bank, serta penerbitan obligasi yang sedang berjalan,” jelas dia kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (25/5).

Selama April-Mei, Indosat telah mengantongi fasilitas pinjaman senilai US$ 150 juta. Rinciannya, pinjaman revolving berjangka dari DBS Ltd sebesar US$ 50 juta. Pinjaman berjangka waktu dua tahun tersebut dikenakan bunga LIBOR +0,90 persen per tahun.

Indosat juga sudah mengantongi pinjaman senilai US$ 100 juta dari ANZ Banking Group Ltd. Pinjaman revolving berjangka waktu dua tahun ini dikenakan bunga LIBOR+ 1,05 persen per tahun. Kucuran kredit ini guna melengkapi total pinjaman yang digalang perseroan sejak Desember 2014 dengan total US$ 500 juta.

Operator telekomunikasi ini juga berencana menggelar penawaran umum berkelanjutan (PUB) I tahap II senilai Rp 3,1 triliun pada 28-29 Mei 2015. PUB I tahap II tersebut terdiri atas obligasi Rp 2,68 triliun dan sukuk ijarah sebesar Rp 416 miliar. Obligasi ini akan dilepas dalam lima seri konvensional dan sukuk.

Perseroan telah menunjuk PT BCA Sekuritas, PT BNI Securities, dan PT CIMB Securities Indonesia, selaku penjamin pelaksana emisi surat utang tersebut. Pihaknya juga menunjuk PT HSBC Securities Indonesia, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities, selaku penjamin pelaksana emisinya. PT Fitch Rating Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia telah memberikan peringkat AAA untuk penerbitan obligasi dan sukuk Indosat.

Indosat akan memanfaatkan sebesar 75,6 persen dana hasil penawaran umum obligasi ini untuk pelunasan sebagian atau seluruh utang perseroan kepada sejumlah bank. Sisanya sekitar 24,44 persen akan digunakan untuk membeli base station subsystem (BSS). Pembelian ini bertujuan untuk menambah kapasitas di area dengan trafik tinggi dan memperluas jangkauan jaringan sebagai upaya untuk menambah pelanggan baru.

“Refinancing utang ini akan mengurangi porsi utang dollar perseroan ke depan. Kami harapkan porsi utang dollar bisa turun dari 50 persen menjadi 20-30 persen di akhir 2015,” kata Andromeda.

Kinerja
Hingga kuartal I-2015, Indosat meraih pendapatan Rp 6,09 triliun, naik 5,5 persen dari periode sama tahun lalu Rp 5,77 triliun. Pendapatan terbesar masih dikontribusikan divisi selular hingga Rp 4,9 triliun atau mengalami peningkatan 5,4 persen dari Rp4,65 triliun. Beban bersih perseroan membengkak menjadi Rp 5,59 triliun dari Rp 4,78 triliun.

Kenaikan beban usaha ini membuat laba usaha perseroan turun menjadi Rp 501,88 miliar, dibandignkan kuartal I-2014 sebanyak Rp 983,47 miliar. Lonjakan beban ini juga membuat rugi bersih perseroan menanjak menjadi Rp 455,55 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan laba bersih Rp 796,8 miliar.

“Sebagian besar rugi tersebut dipicu fluktuasi mata uang rupiah terhadap dollar AS. Jika mata uang rupiah stabil tahun ini, kami yakin kerugian akan turun,” jelasnya.

Investor Daily

Farid Nurfaizi/FMB

Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*