Indofarma Siapkan Dana Rp 100 Miliar Dari Kas Perusahaan

Financeroll – Siapkan anggaran belanja modal Rp 100 miliar tahun ini PT Indofarma (Persero) Tbk akan memanfaatkan dana tersebut untuk meningkatan efisiensi. Perusahaan mengambil anggaran ini dari kas.

Indofarma membagi anggaran untuk tiga rencana strategis. Pertama, Rp 50 miliar akan dianggarkan untuk membeli mesin-mesin baru.

Direktur Keuangan Indofarma menyatakan, pembelian mesin-mesin baru akan meningkatkan performa produksi perusahaan. Indofarma bisa meningkatkan efisiensi dengan tidak menggunakan toll manufacturing karenaakan menggunakan pabrik Indofarma sendiri.

Sekedar informasi, toll manufacturing adalah pengalihan produksi kepada perusahaan lain. Cara ini ditempuh karena perusahaan pemberi toll manufacturing tidak memiliki fasilitas produksi produk tertentu atau karena kapasitas produksi tidak mencukupi.

Nah, produksi dengan pabrik sendiri nanti, digadang bakal menunjang rencana bisnis perusahaan untuk mengutamakan menjual obat bermargin tebal tahun ini. Tahun ini perusahaan akan menggeber penjualan obat yang bermargin tebal, sebesar 20%-25%.

Belajar dari pengalaman tahun lalu, penjualan terbesar perusahaan berkode INAF di Bursa Efek Indonesia ini, adalah alat kesehatan. Padahal, margin alat kesehatan lebih tipis dibanding.

Kedua, Rp 25 miliar akan dipakai untuk membangun pabrik obat herbal. Rencana pembangunan pabrik obat herbal sejatinya bukan rencana baru. Tahun lalu, perusahaan sudah memasukkan rencana tersebut dalam daftar strategi 2013.

Hanya saja, pemenuhan komitmen tender e-catalog obat generik mendesak perusahaan untuk mengutamakan penyelesaian renovasi pabrik dan produksi obat generik. Alhasil, rencana yang belum terealisasi tersebut kembali menjadi target perusahaan tahun ini.

Ketiga, Rp 25 miliar untuk membangun pabrik riset dan pengembangan. Pembangunan pabrik riset dan pengembangan sudah dalam proses tender. Perusahaan menargetkan dalam dua sampai tiga bulan lagi pabrik bisa dibangun.

Seluruh belanja modal Rp 100 miliar diambail dari kas perusahaan. Tahun ini Indofarma tidak akan melakukan pinjaman karena harus berhati-hati agar kinerja bisa biru sebab efisiensi juga harus dilakukan dimana-mana.

Pilihan perusahaan tak mencari pinjaman, masuk akal. Jika melihat capaian kinerja Indofarma 2013, dimana perusahaan memandang rugi Rp 54,22 miliar, tentu sangat berisiko jika menambah utang. Padahal di 2013 pendapatan masih tumbuh 16,52% menjadi Rp 1,34 triliun. Tak cuma itu, di 2012 perusahaan malah masih mengantongi laba Rp 42,38 miliar.

Indofarma berharap upaya peningkatan efisiensi bisa menginclongkan kinerja perusahaan tahun ini. Perusahaan berharap bisa mencetak penjualan di atas Rp 1,4 triliun sepanjang 2014.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*