Indeks Nikkei bursa Tokyo naik ke tertinggi sejak 2000

Tokyo (ANTARA News) – Saham-saham bursa Tokyo ditutup naik 1,08 persen ke tingkat tertinggi baru 15-tahun pada Kamis, didorong oleh aksi beli harga murah setelah jatuh hari sebelumnya, sementara saham energi menguat karena harga minyak lebih tinggi.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo bertambah 200,59 poin, menjadi ditutup pada 18.785,79, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama naik 0,93 persen atau 14,06 poin, menjadi 1.521,68.

Aksi ambil untung telah menghentikan kenaikan Nikkei selama lima hari beruntun pada Rabu, setelah indeks mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak Mei 2000.

“Saham-saham Jepang telah overbought dalam jangka pendek, dan kekurangan katalis, sehingga mengejar harga yang lebih tinggi akan sulit,” kata Mitsushige Akino, pejabat eksekutif pada Ichiyoshi Asset Management.

“Di sisi lain, sulit untuk menjual ketika ada ekspektasi ekses likuiditas lebih lanjut karena bank-bank sentral global mempertahankan kebijakan moneter longgar mereka,” katanya.

Harga minyak yang lebih tinggi membantu mendukung pasar karena saham perusahaan energi naik.

Harga minyak global berbalik naik tajam pada Rabu setelah laporan persediaan minyak AS bervariasi, meninggalkan para pedagang berfokus pada sisi positif untuk permintaan.

Saham perusahaan minyak Inpex naik 3,28 persen menjadi 1.446,0 yen sementara Japan Airlines naik 0,54 persen menjadi 3.670,0 yen meskipun ada kekhawatiran atas biaya bahan bakar yang lebih tinggi.

Sony naik 2,03 persen menjadi 3.346,5 yen dan Fujifilm bertambah 0,33 persen setelah hasil awal untuk eksperimen obat Ebola Avigan menunjukkan agak efektif menyelamatkan nyawa jika diberikan pada awal penyakit.

Dolar diambil 118,95 yen, naik dari 118,86 yen di New York.

Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen, di hari kedua kesaksiannya di Kongres pada Rabu, tidak memberikan petunjuk baru tentang waktu kenaikan suku bunga, dilihat sebagai kemungkinan tahun ini, tetapi sekali lagi mengisyaratkan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru untuk mengetatkan kebijakannya, demikian AFP melaporkan.

(A026)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*