Indeks Nikkei 26 Mei Bergerak Rendah; Kenaikan Inflasi Jepang Kuatkan Yen

Bursa saham Tokyo pada perdagangan Jumat (26/05) dibuka lebih rendah pada level 19.789,49 dibanding penutupan hari sebelumnya pada level 19.813,13.

Saat ini indeks Nikkei terpantau bergerak semakin lemah -60,65 poin, atau 0,31 persen, pada level 19.752,48.

Kondisi ini dipengaruhi setelah produsen utama minyak mentah sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi untuk sembilan bulan tambahan pada pertemuan OPEC di Wina, kemarin.

Potongan produksi 1,8 juta barel per hari, yang pertama disepekati pada bulan November tahun lalu, sekarang akan berlanjut sampai Maret 2018.

Harga minyak turun hampir 5 persen pada sesi terakhir menyusul berita tersebut karena beberapa investor telah berharap untuk mengurangi produksi yang lebih besar.

Pagi tadi juga dirilis data tingkat inflasi Jepang, indeks harga konsumen Jepang naik 0,4 persen dari tahun ke tahun di bulan April 2017, menyusul kenaikan 0,2 persen pada bulan Maret. Ini merupakan tingkat inflasi tertinggi sejak Januari, yang didorong oleh kenaikan biaya makanan dan transportasi, sedangkan biaya perumahan terus turun.

Kenaikan inflasi Jepang menguatkan mata uang Yen. Terpantau pasangan kurs USDJPY melemah -0,2 persen pada 111.61.

Perdagangan saham pagi ini didominasi pelemahan, seperti saham Toyota Motor turun -0,12 persen, saham Honda Motor turun -0,1 persen, saham Sumitomo Mitsui turun -0,76 persen.

Sementara saham Softbank menambahkan 1,14 persen, saham Nissan naik 0,18 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Nikkei untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak lemah jika penguatan Yen berlanjut dengan menguatnya inflasi Jepang. Secara teknikal Indeks diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 19.327-18.892, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance 20.330-20.814.

Evi/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*