Indeks Nikkei 23 Februari Dibuka Lemah Merespon Risalah FOMC

Indeks Nikkei di Bursa Jepang pada awal perdagangan Kamis (23/02) dibuka lemah, saat ini terpantau turun -67,80 poin attau -0,35 persen di 19.312,07. Pelemahan bursa Jepang setelah risalah pertemuan The Fed menyimpulkan kenaikan suku bunga AS dapat segera dilaksanakan.

Risalah pertemuan yang dirilis Rabu (22/02) menunjukkan bahwa para pejabat Federal Reserve AS menghabiskan pertemuan mereka tiga minggu lalu terkait juga dengan perubahan yang dibawa oleh pemerintahan baru AS di Gedung Putih , dan menyimpulkan dengan indikasi kuat bahwa kenaikan suku bunga diharapkan segera terjadi.

The Federal Open Market Committee, membahas panjang lebar dampak dari pajak yang lebih rendah dan peraturan dan pengeluaran domestik yang lebih tinggi di bawah Presiden Donald Trump, demikian menurut risalah dari pertemuan 31 Januari-1 Februari.

Lihat : Risalah FOMC : Kebijakan Trump Mendorong Kenaikan Suku Bunga AS Lebih Cepat

Pagi ini terpantau Yen menguat. Pasangan kurs USDJPY melemah -0,04 persen pada 113.27. Penguatan Yen biasanya menekan saham-saham eksportir Jepang, karena akan mengurangi keuntungan mereka jika dikonversi ke dalam mata uang lokal.

Nissan mengumumkan menunjuk co-CEO-nya, Hiroto Saikawa, menjadi chief executive officer pada 1 April. Carlos Ghosn, yang merupakan ketua dewan dan CEO, akan terus melayani sebagai ketua dan akan mencari pembaharuan mandat pada rapat umum pemegang saham Nissan pada bulan Juni. Saham Nissan tergelincir 0,76 persen pada awal perdagangan

Sedangkan indeks Nikkei berjangka Jepang terpantau turun -90,00 poin atau -0,46 persen pada 19,300, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,390.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Nikkei untuk perdagangan selanjutnya bergerak lemah jika penguatan Yen terus berlanjut. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 18,825-18,388, dan kisaran Resistance 19,817-20,342.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*