Indeks Kospi 29 November Bergerak Datar, Saham Samsung dan Won Naik

Pada awal perdagangan bursa saham Korea Selatan awal pekan Senin (28/11) indeks Kospi dibuka datar, saat ini terpantau turun tipis 1,09 poin, atau 0,06 persen, ke 1977.04. Pergerakan datar indeks Kospi terpicu kehati-hatian investor mencermati rencana pemotongan produksi OPEC 30 November. Namun kenaikan saham Samsung dan mata uang Won menahan kerugian lebih jauh.

Saham raksasa elektronik Samsung naik 0,12 persen. Pembuat smartphone mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa mereview transisi struktur perusahaan holding.

Pengumuman ini datang setelah aktivis hedge fund AS Elliott Management mengusulkan pada bulan Oktober bahwa perusahaan membelah diri menjadi holding untuk keperluan kepemilikan kendaraan dan perusahaan yang beroperasi, menurut Reuters.

Samsung juga mengatakan akan mengalokasikan 50 persen dari arus kas bebas untuk pengembalian pemegang saham untuk 2016 dan 2017, dan mengatakan akan membayar dividen 28.500 won ($ 24,36) per saham pada tahun 2016, naik 36 persen pada tahunan.

Sebaliknya, afiliasi lainnya Samsung diperdagangkan bearish. Samsung C & T, kelompok perdagangan dan konstruksi, jatuh 6,83 persen, dan Samsung BioLogics, unit biofarmasi, tenggelam 3,4 persen.

Saham Hyundai Motor merosot 1,11 persen, saham POSCO turun 2,71 persen, saham AmorePacfic naik 2,32 persen.

Mata uang lokal berpindah tangan pada 1,168.3 won terhadap dolar AS, naik 2,1 won dari penutupan sesi sebelumnya.

Sedangkan untuk indeks Kospi berjangka terpantau turun -0,15 poin atau -0,06 persen pada 253,00, naik dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 253,15.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya indeks Kospi akan bergerak hati-hati mencermati perkembangan kesepakatan OPEC untuk pemotongan produksi. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 250.27-247.17 dan kisaran Resistance 256.46-259.55.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*