IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok, Namun India Diturunkan

Dana Moneter Internasional (IMF), pada Senin (16/01) menaikkan perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini sebesar 0,3 poin persentase menjadi 6,5 persen, pada ekspektasi stimulus kebijakan lanjutan.

Pada saat yang sama, menurunkan prospek pertumbuhan India sebesar 0,4 poin persentase menjadi 7,2 persen karena konsumsi di ekonomi terbesar ketiga di Asia mengambil pukulan dari keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menghapuskan catatan mata uang besar.

Ekonomi Tiongkok tumbuh 6,7 persen selama tiga kuartal pertama tahun 2016, sejalan dengan target pertumbuhan negara 6,5-7 persen, tapi risiko juga meningkat dengan pertumbuhan bergantung pada belanja pemerintah, rekor pinjaman oleh bank-bank negara dan kelebihan pasar properti.

IMF memperingatkan risiko bagi perekonomian Tiongkok dari perlambatan tajam atau penyesuaian yang mengganggu karena pemerintah telah lambat untuk mengatasi utang perusahaan yang tinggi, dengan arus keluar modal juga berpotensi memperburuk tekanan.

Utang perusahaan Tiongkok telah naik menjadi 169 persen dari PDB dan lembaga-lembaga internasional telah berulang kali mendesak Beijing untuk bertindak cepat untuk mengatasi masalah itu untuk menghindari krisis keuangan. Kepemimpinan negara itu mengatakan Tiongkok akan fokus pada mengatasi risiko keuangan tahun ini, dan kepala badan perencanaan negara mengatakan Tiongkok akan mengatasi rasio utang perusahaan pada level saat ini.

Tapi catatan 17,8 triliun yuan Tiongkok  ($ 2580000000000) kredit tahun lalu telah membuat analis skeptis bahwa pembuat kebijakan akan dapat memperbaiki ekonomi dengan pertumbuhan utang meningkat dan masih mencapai target pertumbuhan resmi.

Perkiraan IMF untuk ekspansi 6,5 persen tahun ini kira-kira sejalan dengan analis dan orang dalam kebijakan yang telah mengatakan Tiongkok kemungkinan akan menargetkan sekitar 6,5 persen pertumbuhan di 2017. IMF menaikkan proyeksi untuk pertumbuhan 2016 Tiongkok menjadi 6,7 persen dari 6,6 persen, tapi masih memperkirakan pertumbuhan Tiongkok melambat menjadi 6,0 persen pada 2018.

IMF dipertahankan proyeksi pertumbuhan global akan naik hingga 3,4 persen tahun ini dan 3,6 persen pada 2018 dari 2016 perkiraan 3,1 persen.

India, yang telah mencatat beberapa pertumbuhan baru-baru terkuat di dunia, mengalami kejutan untuk konsumsi dari keputusan pemerntah pada awal November untuk menarik uang kertas yang lebih besar dari peredaran untuk menindak pelanggar pajak dan pemalsu.

Mengutip pukulan ke ekonomi yang bergantung dengan tunai, IMF menurunkan persentase poin penuh dari proyeksi 2016-17 pertumbuhan fiskal menjadi 6,6 persen.


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*