Imbas Hasil Obligasi, Dolar AS Menguat

INILAHCOM, New York – Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, Selasa atau Rabu (11/02/2015) pagi WIB. Itu terdorong imbal hasil obligasi yang tinggi, sementara itu euro turun karena investor mempertimbangkan prospek kesepakatan utang Yunani dengan para kreditur internasionalnya.

Dolar menguat karena imbal hasil obligasi 10-tahun pemerintah AS, yang naik telah menjadi argumen utama penguatan dolar sejak pertengahan 2014. Itu meningkat dua persen ke tingkat tertinggi dalam sebulan karena meningkatnya ekspektasi bahwa Federal reserve akan menaikkan suku bunganya tahun 2015 ini setelah data pekerjaan AS menguat, Jumat (06/02/2015) lalu.

Data ekonomi, Selasa (10/02/2015) kamarin bervariasi. Lowongan pekerjaan AS tercatat 5,03 juta Desember 2014 lalu, di atas lima juta untuk pertama kalinya sejak Januari 2001 silam, mengalahkan ekspektasi pasar. Demikian Departemen Tenaga Kerja melaporkan Selasa (10/02/2015) kemarin.

Federasi Bisnis Independen Nasional mengatakan bahwa Indeks Optimisme Usaha Kecil AS jatuh ke 97,9 pada Januari dari tertinggi sembilan tahun, Desember 2014 di 100,4.

Sementara itu, investor juga memilah-milah tanda-tanda mencairnya kebuntuan pembicaraan utang Yunani. Menurut sumber Kementerian Keuangan, pemerintah baru Yunani yakin ‘bridge agreement’ bisa dicapai dalam pertemuan kelompok euro minggu depan dan kesepakatan akhir pada beban utang Yunani bisa mengikuti, September 2015 mendatang.

Pada akhir perdagangan New York, euro merosot menjadi 1,1315 dolar dari 1,1336 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5251 dolar dari 1,5230 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7767 dolar dari 0,7814 dolar.

Dolar AS dibeli 119,44 yen Jepang, lebih tinggi dari 118,41 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9266 franc Swiss dari 0,9211 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2598 dolar Kanada dari 1,2452 dolar Kanada. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*