IHSG Variatif-Turun, Ini Saran 7 Saham

INILAHCOM, Jakarta – Rencana kenaikan suku bunga the Fed menimbulan risiko capital outflow dari bursa saham. IHSG pun diprediksi variatif cenderung melemah. Inilah rekomendasi 7 saham.

David Sutyanto, analis riset First Asia Capital memperkirakan, pada perdagangan awal pekan ini, laju IHSG bergerak bervariasi cenderung melemah. “Ini menyusul meningkatnya risiko capital outflow seiring rencana kenaikan tingkat bunga the Fed akhir Desember ini,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Senin (9/11/2015).

IHSG diperkirakan David bergerak dengan support di 4.510 dan resisten di 4.590. Secara teknikal, support pertama IHSG berada di angka 4.540 dan support kedua di posisi 4.510. “Di sisi lain, resisten pertama di angka 4.590 dan resisten kedua di angka 4.620,” tuturnya.

Perdagangan saham akhir pekan lalu berlangsung bervariasi. IHSG bergerak dalam rentang terbatas 38 poin namun gagal tutup di teritori positif. IHSG akhirnya tutup koreksi tipis 10,681 poin (0,23%) di 4566,552.

Perdagangan berlangsung kurang bergairah dengan nilai transaksi di pasar reguler hanya Rp2,88 triliun jauh menurun dibandingkan rata-rata harian selama sepekan Rp3,82 triliun. Sentimen negatif yang mendorong koreksi indeks adalah data cadangan devisa Indonesia akhir Oktober lalu yang turun US$1 miliar menjadi US$100,17 miliar.

Dari eksternal, pasar masih menghadapi kekhawatiran keluarnya arus dana asing dari pasar emerging market menjelang akhir tahun ini setelah The Fed memberikan sinyal kenaikan tingkat bunga. Sinyal itu seiring data-data ekonomi AS yang keluar mendukung kenaikan tingkat bunga.

Akhir pekan lalu angka kesempatan kerja di AS sepanjang Oktober bertambah 271 ribu di atas perkiraan 180 ribu dan bulan sebelumnya 137 ribu. Tingkat pengangguran di AS Oktober lalu turun menjadi 5% dari bulan sebelumnya 5,1%. Merespons hal tersebut, indeks DJIA akhir pekan lalu naik tipis 0,26% di 17.910,33.

Dilihat sepekan, IHSG menguat 2,5% setelah pekan sebelumnya koreksi 4,25%. Sedangkan rupiah atas dolar AS menguat 0,65% di Rp13.550. Sentimen pasar yang menggerakkan IHSG sepekan kemarin terutama berasal dari sentimen domestik menyusul rendahnya tingkat inflasi Oktober, penguatan rupiah atas dolar AS, dan prospek penurunan tingkat bunga.

Sedangkan dari eksternal, pasar digerakkan dengan sentimen stimulus China dan zona Euro dan kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini.

Di atas semua itu, dia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*