IHSG Tertusuk Pelemahan Rupiah

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir rupiah tak berkutik di zona merah seiring anjloknya nilai tukar rupiah akibat devaluasi yuan. Jokowi effect pun tak lagi mempan meredam pasar.

Pada perdagangan sepekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 184,91 poin (3,87%) ke posisi 4.585,39 pada pekan yang berakhir Jumat (14/8/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 4.770,30 per Jumat (7/8/2015).

Terhunus pelemahan rupiah, IHSG kembali melanjutkan bergerak di zona merah, kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Senin (17/8/2015).

Menurut Reza, pasar melemah karena aura efek Jokowi sudah mulai berkurang. Kira-kira itulah tanggapan dari sebagian besar pelaku pasar yang menanggapi hadirnya Presiden Jokowi di lantai bursa IDX di awal pekan untuk memeriahkan dan berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan seremonial Hari Diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, ujarnya.

Setiap kata yang diucapkan Presiden Jokowi, lanjut Reza, menjadi perhatian para pelaku pasar sembari menunggu inovasi yang dapat diberikan untuk dapat menggairahkan bursa saham. Bahkan tak jarang pula yang berharap kunjungan Presiden kali ini dapat memberikan angin segar yang berujung pada menghijaunya IHSG, ungkap dia.

Akan tetapi, tampaknya hal itu belum dapat terlaksana. Bahkan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat di atas 5% yang disampaikan Presiden Jokowi tampaknya kurang dapat menahan adanya aksi jual, timpal Reza.

Berita negatif dari masih suramnya industri batubara dan mundurnya realisasi percepatan lelang proyek lebih direspons dan memberikan sentimen negatif.Kekhawatiran kami akan kembali terjadinya pelemahan terbukti bahkan pelemahan tersebut di luar perkiraan kami di mana IHSG melemah lebih dari 3%di hari-hari awal pekan kemarin, tuturnya.

Janji bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat di atas 5% yang disampaikan Presiden Jokowi serta akan habis-habisan dalam menggenjot belanja APBN untuk kegiatan pembangunan infrastruktur tampaknya kurang dapat menahan adanya aksi jual.

Tidak hanya itu, kembali anjloknya Rupiah pasca bergerak stagnan sebelumnya turut direspons negatif. Pelemahan rupiah terkait dengan berita Tiongkok yang mendevaluasi mata uang Yuannya. Pelaku pasar langsung price in dan berasumsi kinerja emiten akan semakin melemah dengan pelemahan rupiah sehingga aksi jual pun kembali marak dan tak terhindarkan, papar dia.

Pelemahan bursa saham global tak terhindarkan akibat langkah bank sentral Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnyadalam 2 hari berturut-turut. Bahkan sentimen inimakin memberikan tekanan pada laju rupiah, ucapnya.

Adanya pelantikan jajaran kementerian hasil reshuffle belum memberikan efek positif pada pasar. Seperti yang kami nilai sebelumnya bahwa dengan pergantian atau perombakan kementerian tersebut tidak akan langsung membuat pasar akan berbalik menghijau, tuturnya.

Pasar lebih merespons pelemahan nilai tukar rupiah yang berpotensi dapat mengganggu kinerja dari para emiten sekalipun para emiten tersebut telah melakukan hedging. Dengan sentimen negatif tersebut membuat pelaku pasar masih melanjutkan aksi jual dan kembali membuat IHSG longsor, ungkap Reza.

Pelemahan mulai mereda setelah timbulharapan pelemahan Yuan akan segera berakhir.

Tidak hanya itu, seperti yang kami sampaikan sebelumnya meski pelaku pasar tidak terlalu surprise dengan nama-nama hasil kabinet reshuffle namun, tentu berharap nama-nama tersebut dapat lebih kerja keras dan efektif, serta terarah dalam menyelesaikan permasalahan mendasar ekonomi, terutama dari sisi perlambatan ekonomi.Di akhir pekan, laju IHSG kembali melemah, imbuhnya.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*