IHSG Punya Peluang Menguat Lagi

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin sepanjang hari ini bergerak di teritori positif. Lonjakan saham-saham unggulan membawa IHSG rebound hingga 2,5%.

Menutup perdagangan, Selasa (1/12/2015), IHSG naik 111,210 poin (2,50%) ke level 4.557,668. Indeks LQ45 juga ditutup menguat 30,177 poin (3,99%) ke level 785,639.

Wall Street memulai bulan Desember dengan Positif. Saham-saham kesehatan dan konsumer rebound setelah sebelumnya terkena koreksi tajam.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones menguat 168,43 poin (0,95%) ke level 17.888,35, Indeks S&P 500 melonjak 22,22 poin (1,07%) ke level 2.102,63 dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 47,64 poin (0,93%) ke level 5.156,31.

Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa melanjutkan penguatan. Pelaku pasar masih menanti keputusan The Federal Reserve (The Fed) soal nasib suku bunga AS.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 turun 67,57 poin (0,34%) ke level 19.944,83.
  • Indeks Straits Times menguat 24,42 poin (0,85%) ke level 2.894,68.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan hari ini, seiring. Indeks naik sebesar +111 poin (+2,5%) ke 4.557.

Pergerakan IHSG hari ini berpotensi untuk menguat terbatas. Estimasi pergerakan indeks hari ini berada di 4.500 sampai dengan 4.600.

Indeks bursa AS ditutup menguat. DJIA 0,95%, S&P500 1,07% dan Nasdaq 0,93%. Indeks saham di Eropa ditutup bervariasi. Indeks FTSE100 di Inggris 0,62%, sedangkan indeks DAX di Jerman -1,06 % dan CAC di Perancis -0,87%. Asia, Indeks Hang Seng di Hong Kong 1,75 % , indeks Nikkei225 di Jepang 1,34%.

Emas ditutup di US$ 1.123 per troy ounce atau 0,40%. Minyak mentah (OIL WTI) ditutup di US$ 41,65 per barel atau -0,07%.

First Asia Capital
Aksi beli kembali mendominasi perdagangan saham di awal Desember setelah hari sebelumya dilanda tekanan jual. IHSG berhasil rebound tutup di 4557,668, menguat 111,210 poin (2,5%). Redahnya kekhawatiran pasar emerging market pasca data manufaktur China yang mengalami kontraksi dan inflasi domestik November yang sesuai dengan perkiraan menjadi sentimen positif di pasar. Inflasi tahun ini diperkirakan tidak akan mencapai 3% setelah November lalu mencapai 0,21%(mom) dengan inflasi tahunan November di 4,89% (yoy) dan inflasi tahun kalender hanya 2,37%. Indeks manufacturing PMI China November lalu di 49,6 turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Indeks manufacturing China tersebut sedikit di bawah estimasi ekonom di 49,8. Data aktivitas manufaktur China tersebut menimbulkan spekulasi langkah stimulus lanjutan akan kembali diambil otoritas moneter China dengan memangkas tingkat bunganya.

Sementara Wall Street tadi malam mengawali perdagangan Desember berhasil rally, menguat rata-rata 1%. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,95% dan 1,07% tutup di 17888,35 da 2102,63. Memasuki Desember, pelaku pasar mengantisipasi fenomena santa claus rally. Sejumlah data ekonomi AS yang keluar tadi malam bervariasi. Indeks ISM Manufacturing PMI November turun ke 48,6 di bawah estimasi 50,6 dan bulan sebelumnya 50,1. Angka penjualan kendaraan bermotor November di AS naik mencapai 18,2 juta unit (yoy) di atas perkiraan 18 juta unit. Sedangkan pengeluaran sektor konstruksi di AS Oktober lalu naik 1% (yoy) di atas estimasi 0,6%. Pasar saat ini menanti data tenaga kerja AS akhir pekan ini dan pernyataan Janet Yellen, Gubernur The Fed, di depan Kongres.

Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang melanjutkan penguatannya. IHSG diperkirakan akan kembali meguji resisten di 4610. Sedangkan support saat ini di 4510.

(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*