IHSG Merangsek ke 4.800, Banyak Saham Layak Pilih

INILAHCOM, Jakarta-Analis sepakat bahwa IHSG berpeluang menguat ke level 4.800 dalam sepekan ke depan seiring banyaknya katalis positif. Beberapa saham dari beberapa sektor pun disodorkan. Apa saja?

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 35,59 poin (0,75%) ke angka 4.733,15 pada pekan yang berakhir Jumat (26/2/2016) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 4.697,56 per Jumat (19/2/2016).

Wlliam Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities mengatakan, penguatan IHSG salah satunya dipicu oleh efek dari rebound-nya harga minyak mentah dunia. “Akibatnya, beberapa saham pertambangan mengalami kenaikan,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, akhir pekan lalu.

Tekanan turun pada IHSG sebelumnya, lanjut dia, dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap beberapa kinerja saham yang diterbitkan oleh grup besar. “Akan tetapi, saham-saham yang dikhawatirkan itu sudah mulai rebound pada Jumat,” tuturnya.

Kondisi itu diperkuat oleh sentimen awal Maret 2016 yang merupakan awal bulan baru di mana data makro ekonomi akan kembali terlansir. “Angka-angkanya diperkirakan masih akan cukup stabil. Itulah yang mendongkrak kenaikan tajam IHSG,” ujarnya.

Penguatan IHSG juga, kata dia, menunjukkan dampak negatif dari isu penurunan Net Interest Margin (NIM) di perbankan cukup singkat. “Semuanya butuh proses. Sekarang, orang mulai sadar bahwa penurunan NIM justru akan menguntungkan beberapa sektor saham,” timpal William.

Menurut dia, sektor properti akan lebih diuntungkan oleh penurunan NIM. Sebab, penurunan NIM menyebabkan turunnya suku bunga pinjaman. “Paling tidak, suku bunga pinjaman menjadi tidak terlalu tinggi. Pertimbangan ini membuat orang sadar dan mulai memilah-milah saham-saham di sektor mana yang diuntungkan oleh penurunan NIM,” tandas dia.

Belum lagi, lanjut William, dengan penurunan NIM juga sebenarnya akan mendongkrak rasio kredit di perbankan. “Kredit berpeluang tumbuh. Jadi, sentimen negatif dari penurunan NIM hanya sesaat karena investor perlu mencerna terlebih dahulu atas isu penurunan NIM tersebut,” ucapnya.

Dia menegaskan, pasar butuh waktu untuk paham apakah kebijakan tersebut berdampak bagus atau justru berdampak jauh lebih jelek. “Nyatanya, penurunan NIM akan berdampak ke arah yang lebih baik bagi perbankan,” ungkap dia.

Di atas semua itu, dia memperkirakan, dalam sepekan ke depan, IHSG masih menyisakan peluang penguatan ke level-level yang lebih tinggi. “Dalam sepekan ke depan, support IHSG yang bisa dijadikan patokan adalah 4.627 dan resistance 4.803,” katanya.

Dalam situasi ini, dia merekomendasikan beberapa saham pilihan, yaitu saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Central Asia (BBCA).

Di sektor konsumer, saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Kimia Farma (KAEF). Di sektor infrastruktur saham PT Jasa Marga (JSMR), PT Pembangunan Perumahan (PTPP), dan PT Wijaya Karya (WIKA).

Lalu, PT Astra International (ASII) dan PT Astra Agro Lestari (AALI). Di sektor properti saham PT Pakuwon Jati (PWON), dan PT Alam Sutera Realty (ASRI). “Saham-saham tersebut layak dicermati untuk sepekan ke depan,” ucap dia tegas.

Tommy Yu, praktisi dan pengamat pasar modal dari Jsxpro.com mengungkapkan hal senada. Pada Jumat (26/2/2016), kata dia, IHSG secara teknikal mulai membuat swing dan terkonfirmasi rebound. “It all looks good to me,” tuturnya.

IHSG diperkirakan Tommy, akan naik terus dalam beberapa candle ke depan dengan target menguji resisten di level 4.800. “Beberapa saham yang dapat dilirik adalah di sektor banking, properti, dan consumer,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*