IHSG Masih Tertekan, Ini Saran 7 Saham

INILAHCOM, Jakarta-Hingga penutupan sore nanti, laju IHSG diprediksi berada dalam tekanan seiring ekspektasi negatif atas kinerja emiten dan pelemahan rupiah. Inilah rekomendasi untuk tujuh saham.

David Sutyanto, analis First Asia Capital memperkirakan, hingga penutupan perdagangan hari ini, IHSG akan mengalami tekanan. “Rilis kinerja emiten kuartal kedua dan pergerakan rupiah akan mendominasi sentimen dari pasar,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (27/7/2015).

Kinerja emiten kuartal kedua, diyakini David, tidak terlalu baik sehingga koreksi rentan terjadi. “Selain itu nilai tukar rupiah juga masih melemah di kisaran 13.400 per dolar AS,” ujarnya.

Strategi sell on strength, menurut dia, dapat dijadikan acuan dalam bertransaksi saham. IHSG punya support 4.800 dan resisten 4.890.

Sebelumnya, mengakhiri perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (24/7/2015), IHSG ditutup terkoreksi 46,25 poin (0,94%) ke level 4.856,595.Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp162,696 miliar di seluruh pasar.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp13.440 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.420 per dolar AS. Minimnya sentimen positif membuat IHSG sulit bergerak ke atas. Aksi jual langsung ramai sejak awal perdagangan dan menyeret IHSG ke zona merah.

IHSG kehilangan momentum sentimen positif saat pasar tengah libur lebaran. Sentimen positif tersebut datang dari membaiknya kondisi krisis utang Yunani dan rilis kembali surplusnya neraca perdagangan Indonesia.

Saat kembali buka pasar justru didera sentimen negatif dari pernyataan Gubernur The Fed, Jannet Yellen yang memastikan kenaikan suku bunga pada tahun ini. Sentimen negatif dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan turut memberi tekanan terhadap bursa domestik.

Bank Indonesia (BI) memberikan proyeksi terbarunya mengenai current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan. Otoritas moneter ini memproyeksi defisit transaksi berjalan triwulan II 2015 akan berada pada level di bawah 2,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Prediksi itu lebih rendah dari sebelumnya, sebab sebelumnya BI memperkirakan defisit triwulan II pada level 2,5% dari PDB. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan,defisit yang turun lebih dalam ini akibat impor yang ternyata turun lebih dalam dibanding ekspor.

Selain itu,indeks manufaktur China secara tidak terduga tertekan ke level terendah dalam 15 bulan terakhir. Data yang dirilis oleh Caixin Media and Markit Economics menunjukkan, data awal Purchasing Managers’ Index (PMI) China pada Juli berada di level 48,2. Angka tersebut turun dari bulan sebelumnya yang berada di level 49,4.

Di atas semua itu, David menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*