IHSG Kian Tunjukkan Eksistensi

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, IHSG menunjukkan eksistensinya dengan penguatan di atas 9%. Faktor apa saja yang jadi katalisnya. Berikut ini penjelasan analis.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 381,54 poin (9,06%) ke posisi 4.589,34 pada pekan yang berakhir Jumat (9/10/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.207,8 per Jumat (2/10/2015).

“Laju IHSG mampu mengalami lonjakan sepanjang pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (11/10/2015).

Di tengah kekhawatiran akan terjadinya penurunan, menurut dia, laju IHSG mampu mengawali pekan kemarin dengan kenaikan. “Tidak tanggung-tanggung, kenaikan lebih dari 3 persenan langsung diraih oleh IHSG,” ujarnya.

Bahkan secara persentase, lanjut Reza, kenaikan tersebut melebihi rata-rata persentase kenaikan sejumlah indeks saham regional yang hanya naik rata-rata 1-2 persen saat itu. “Hawa positif pun kembali berhembus dan membuat banyak pelaku pasar kembali melakukan aksi beli seperti harapan kami sebelumnya,” tuturnya.

Tentu saja aksi beli tersebut membuat mayoritas indeks sektoral mengalami kenaikan, terutama pada indeks industri dasar yang dimotori saham-saham semen, indeks keuangan yang dimotori saham-saham perbankan, dan indeks manufaktur yang dimotori saham-saham semen dan konsumer.

Dimulai dari imbas positifnya laju bursa saham AS dan Eropa seiring dengan jumlah pengangguran Amerika yang tidak sesuai ekspektasi, sehingga menimbulkan asumsi bahwa The Fed akan kembali menunda kenaikan tingkat suku bunga hingga Februari 2016. Dilanjutkan dengan berbalik positifnya laju rupiah, hingga spekulasi akan hadirnya Paket Kebijakan Ekonomi jilid 3 yang digadang-gadang akan menurunkan tarif dasar listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Semua itu memberikan santapan oase yang positif di tengah minimnya sentimen positif. “Laju IHSG masih dapat melanjutkan penguatannya di hari kedua pekan kemarin meskipun mulai diwarnai aksi ambil untung,” ungkap dia.

Penguatan yang terjadi dalam dua hari saja di awal pekan kemarin, secara total persentase telah mengalami kenaikan lebih dari 5 persensehingga wajar jika ada pelaku pasar yang memanfaatkannya untuk take profit.

Penguatan yang terjadi pun masih ditopang oleh adanya beberapa sentimen positif. Antara lain, masih adanya aksi beli pelaku pasar baik lokal maupun asing, laju rupiah yang masih menguat, hingga imbas masih positifnya laju bursa saham Asia seiring imbas penguatan bursa saham AS.

Patahnya tren turun jangka pendek rupiah yang diikuti pembalikan arah menguat juga diresponsdengan patahnya tren turun jangka pendek IHSG. “Jelang diumumkannya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 3, laju IHSG seperti mendapat sentimen positif sehingga mampu membuatnya dapat kembali bertahan di zona hijau,” ungkap dia.

Jelang akhir pekan, laju IHSG masih dapat bertahan di zona hijau seiring masih adaya aksi beli. Akan tetapi, penguatan yang terjadi mulai terbatas yang juga dibarengi dengan masih berlanjutnya aksi ambil untung pelaku pasar.

Setelah merespons positif masih menguatnya laju bursa saham AS dan Eropa sebelumnya yangditopang kenaikan saham-saham bioteknologi dan material seiring menguatnya harga komoditas logam serta tetapnya penilaian credit rating AS di level AAA dengan outlook stabil, laju IHSG di awal sesi masih dapat bertahan positif secara cukup signifikan. “Akan tetapi, seiring berjalannya waktu aura profit taking mulai terlihat,” timpal dia.

Di tengah kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah seiring mulai berkurangnya volume beli sehari sebelumnya, laju IHSG di akhir pekan justru kian menunjukan eksistensinya dengan tetap bertahan di zona hijaunya.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*