IHSG Anjlok 2% dan Dolar AS Rp 13.900, Menkeu: Kita Harus Hati-hati

Jakarta -Pemerintah akan sangat hati-hati mengambil kebijakan menghadapi gejolak pasar keuangan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Karena bila sampai salah, ekonomi Indonesia bisa jadi semakin memburuk.

Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun 105,958 poin (2,39%) ke level 4.335,953 dan rupiah melemah cukup dalam. Dolar nyaris menembus Rp 14.000.

“Kalau kita berhadapan dengan kondisi pasar irrational, kita pake langkah biasa, ya kita tenggelam sendiri. Kita harus melakukannya secara hati-hati,” tegas Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Sekarang hampir semua mata uang melemah terhadap dolar AS. Bila rupiah dipaksa terlalu menguat terhadap semua mata uang, maka justru akan menggangu daya saing ekspor. Akhirnya ekonomi kemudian sulit tumbuh.

Salah satu opsi yang muncul memang adalah pembelian kembali (buyback) saham. Tapi menurut Bambang bila dilakukan terburu-buru, maka justru pasar keuangan akan semakin panik dan menimbulkan risiko yang lebih besar.

“Kita punya strategi lah. Buyback juga nggak usah menunjukkan panic. Semua dibeli, seolah-olah akan menyelamatkan,” jelasnya.

Kemungkinan buyback memang baru diarahkan kepada BUMN yang sudah melantai di bursa saham. Bambang merasa itu sudah cukup untuk kondisi sekarang.

“Ya nanti kita lihat lah, sesuai keperluan saja. Bisa buyback oleh BUMN sendiri, oleh perusahaan-perusahaan yang listing kan. Ya udah, itu dulu lah,” tutupnya.

(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*