IHSG akan terdorong Rusia-Turki

JAKARTA. Ketegangan geopolitik paska jatuhnya pesawat militer Rusia setelah ditembak oleh militer Turki di perbatasan Suriah-Turki dinilai akan memberi sentimen positif terhadap bursa saham Indonesia.

Sejumlah analis menilai insiden tersebut akan mendorong harga minyak mentah sehingga akan berdampak positif bagi saham-saham berbasis komoditas di Indonesia.

Terbukti pada penutupan perdagangan, Rabu (25/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,88% atau 40,16 poin ke level 4.585,54 yang didorong oleh penguatan saham-saham komoditas.

Kendati demikian, dampak positif tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara.

Pasalnya, permasalahan fundamental minyak mentah global saat ini adalah kelebihan pasokan sementara permintaan rendah di tengah perlambatan ekonomi.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan, ketegangan geopolitik mendorong kenaikan harga minyak mentah karena kedua negera tersebut merupakan produsen minyak.

Sebab, para pelaku pasar khawatir supplai minyak dari Rusia maupun Turki akan terganggu.

“Ini positif ke bursa kita karena banyak emiten berbasis komoditas,” kata Hans pada KONTAN, Rabu (25/11).

Hanya saja, Hans melihat dampak positif dari insiden tersebut hanya akan berlangsung selama dua hari.

Sebab menurutnya, ketegangan tersebut akan segera bisa diatasi kedua negara.

Sementara menurut David Nathanel, analis First Asia Capital, dampaknya dari insiden tersebut sangat tergantung pada perkembangan situasi Turki dan Rusia.

Jika ketengan berlangsung lama maka harga minyak akan terus naik dan akan positif ke IHSG.

Namun, David melihat insiden tersebut tidak berdampak besar terhadap kenaikan harga minyak.

Pasalnya, permasalahan harga minyak saat ini adalah kelebihan pasokan sementara permintaan tidak mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, dia memperkirakan dampak positifnya hanya akan belangsung sekitar dua hari.

Meskipun nilai tukar mata uang Rubel Rusia dan Lira Turki melemah dan yang berimbas ke mata uang emerging market lainnya, David menilai dampaknya tidak akan besar terhadap nilai tukar rupiah.

Sebab hubungan dagang antara Indonesia dengan kedua negara tersebut tidak besar.

Senada, Alfred Nainggolan, Kepala Riset Buana Capital mengatakan dampak positif ketegangan tersebut terhadap IHSG hanya bersifat sementara dan tidak terlalu signifikan.

Dia melihat, kenaikan harga komoditas tersebut terjadi karena para trader memanfaatkan momentum saja.

Oleh karena itu, perkiraan Alfred dampak psotifnya ke bursa saham hanya akan bertahan dalam pekan ini saja.

Alfred menjelaskan, kenaikan harga minyak di tengah ketegangan geopolitik di negara-negara produsen minyak merupakan hal yang biasa.

Dampaknya, saham-saham berbasis komoditas akan naik. Dia mencontohkan, saham ELSA dan likuiditasnya pada perdagangan kemarin meningkat.

“Ini menjadi triger bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli,” tambahnya.

Namun Alfred sepakat dengan David, permasalahan melorotnya harga minyak lebih pada kelebihan pasokan.

Oleh karena itu dalam jangka panjang, dia melihat harga minyak masih akan terus tertekan sepanjang belum ada perbaikan permintanaan.

Meskipun dampaknya hanya sementara, Alfred memperkirakan hingga akhir tahun IHSG akan fluktuatif cenderung menguat.

Prediksinya IHSG akan bertengger di level 4.800 akhir tahun karena di bulan Desember akan terjadi window dressing.

David juga memprediksi IHSG akahir tahun di level yang sama. Sementara perkiraaan Hans ada di level 4.600 -4.700.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*