Hubungan Harga Saham dan Otak Manusia

Jakarta -Sebelum Anda belajar lebih dalam mengenai investasi saham dan analisis teknikal, sudahkah Anda tahu bahwa harga saham (juga komoditas emas, oil, forex) itu bergerak dalam sebuah pola yang bisa ditebak.

Banyak orang yang berpikir bahwa harga saham (termasuk juga harga komoditas, forex, dan lain sebagainya) bergerak secara random/acak. Hal ini menimbulkan sebuah pendapat bahwa pergerakan harga saham itu tidak bisa diprediksi, sehingga membawa pada kesimpulan lain bahwa orang yang masuk dalam dunia saham itu sebenarnya hanyalah gambling atau berjudi, atau berspekulasi karena mencoba menebak-nebak pergerakan harga yang random. Oleh karena itulah, tidak mengherankan jika banyak orang yang “tidak berumur panjang” di capital market (baik saham, forex, maupun trading komoditas).

Namun, semakin saya belajar dan praktik dalam trading saham dan investasi selama hampir 10 tahun ini, justru saya semakin yakin bahwa pergerakan harga saham (komoditas, oil, gold, mata uang) itu tidak sepenuhnya random/acak, namun bisa dibaca polanya.

Setelah menyadari bahwa harga saham bergerak dalam sebuah pola, Thomas Bulkowski, Dan Zanger memanfaatkannya dan mendapatkan keuntungan trading jutaan dolar. Seberapa besar manfaat dari pengenalan pola harga dalam aktivitas trading dan investasi saya?

Menyadari pentingnya mengenali pola harga membuat saya bisa mendapat keuntungan lebih konsisten dengan mengetahui kapan saya harus membeli saham (masuk) dan kapan saatnya saya harus menjual (keluar).

Contohnya:
Berikut ini merupakan grafik saham Japfa Comfeed yang saya trading kan beberapa waktu yang lalu.

Garis biru, menunjukkan bahwa trend naik dari saham JPFA ini terus ter-upgrade naik bahkan 3 kali ter upgrade, dari flat, hingga menjadi semakin curam kemiringannya.

Nah, garis oranye menunjukkan batas-batas di mana saham ini terhalang untuk bergerak naik lebih lanjut. Poin nomor 1 itu merupakan poin di mana saham ini mengalami breakout dari pola konsolidasi yang menunjukkan bahwa kita boleh membeli karena polanya cenderung akan lebih positif.

Garis oranye nomor 2 itu adalah poin di mana saham ini mengalami breakout dari konsolidasi kedua, yang juga menunjukkan bahwa kita boleh membeli lagi atau mulai membeli bagi yang belum punya.

Nah, garis berwarna merah didapat dari titik A dan B. Ketika harga menyentuh titik C, atau mengenai garis merah yang ketiga kalinya, di situlah saya mulai melakukan aksi ambil untung karena sudah kena “atap”.

Jika Anda beli di level 1, maka Anda akan mendapat keuntungan sekitar 50% sekitar 2 bulan dan jika beli di level 2, maka Anda mendapat keuntungan 15% dalam rentang waktu sekitar 2 minggu sebelum dipotong komisi broker dan pajak.

Jika ditanya, apakah saham ini masih bisa melaju naik? Tentu saja bisa, trend naiknya masih kuat dan bisa menembus atap. Namun, alangkah baiknya jika kita juga punya pengendalian risiko.

Masih banyak contoh-contoh lain. Bahkan, tidak hanya dalam hal membeli saham. Beberapa pola harga membantu saya untuk terhindar dari kerugian uang dan waktu. Seperti contohnya ketika KLBF berada di area 1800 dan mengenai “atap” pada Januari sampai Maret 2015, di situ saya tahu saya harus keluar dan terhindar dari kerugian waktu karena saham ini turun hingga level 1.400-an bahkan sampai artikel ini ditulis. Meski jika saya masih hold saham itu, posisi masih untung (modal beli Rp 800) namun saya akan rugi waktu. Dengan memahami pola grafik, saya dan Anda bisa terhindar dari kerugian uang dan waktu dan bisa menggunakan uang itu untuk trading saham lain.

Mengapa pola-pola harga saham itu bisa terjadi?

Pola tindakan manusia dalam merespon tindakan yang selalu berulang, selalu memberikan respon yang sama dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Kok bisa? Hal ini terjadi karena susunan otak manusia, sudah didesain sedemikian rupa oleh Sang Pencipta.

Otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu Reptilian Brain yang memiliki sisi fear/takut, yang kedua Mamalian Brain yang bersifat serakah/mengejar keuntungan, dan Neo Brain yang bersifat logis/mempertimbangkan sesuatu berdasar data dan fakta. Selama susunan otak manusia belum berubah (dan tidak akan berubah) maka action yang dilakukan manusia dalam menghadapi masalah juga masih berulang dan berulang.

Pola tindakan manusia menyebabkan siklus kehidupan yang berulang, siklus bisnis yang berulang, siklus perekonomian yang berulang, dan pola siklus harga saham yang berulang.

Meski tidak 100% pola itu terbentuk dengan rapi dan sempurna, namun dengan menyadari manfaat dari pola-pola harga itu, saya dan Anda sangat bisa terhindar dari kerugian besar akibat spekulasi dan mencetak profit demi profit yang lebih konsisten.

Saat Anda paham bahwa pergerakan harga saham tidak bergerak sepenuhnya random, maka kini Anda tahu bahwa Anda harus mengambil keputusan yang cerdas.

Ketahui strategi mendeteksi arah pergerakan harga dengan lebih mudah dan akurat.

(drk/drk)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*