Hingga September, Laba Bersih Intiland Development Meningkat 43,5 %


shadow

Financeroll – Emiten konstruksi,  PT Intiland Development Tbk (DILD) pada per September  2014 membukukan laba bersih Rp 300 miliar.  Perolehan melonjak 43,5 persen dari periode sama tahun 2013 lalu, Rp 209,2 miliar.  Perseroan  mempertahankan tren pertumbuhan usaha sepanjang triwulan III 2014. Seluruh indikator kinerja usaha dan keuangan meningkat signifikan di tengah kondisi industri properti nasional yang cukup menantang.  Demikian disampaikan Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono di Jakarta, Kamis (30/10).

Menurut Archied, hasil penjualan dari proyek pengembangan superblok dan residensial menjadi pendorong naiknya pendapatan. Laba usaha tercatat mencapai Rp 436,2 miliar atau meningkat 24 persen.  Hal ini  karena naiknya profitabilitas perseroan berasal dari meningkatnya pendapatan usaha.  Pendapatan usaha perseroan tercatat mencapai Rp 1,3 triliun atau meningkat 24,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Disampaikan juga,  kontributor terbesar berasal dari segmen pengembangan residensial yang membukukan penjualan Rp 456,3 miliar. Jumlah itu, setara 35 persen dari keseluruhan pendapatan dan berikutnya pengembangan superblok memberikan kontribusi Rp 370,8 miliar atau 28,5 persen dan kawasan industri yang mencapai Rp 349,4 miliar atau 27 persen.  Sementara segmen properti investasi tercatat membukukan pendapatan Rp 123,8 miliar atau 9,5 persen.

Dari sisi kontribusi per proyek, Ngoro Industrial Park tercatat menjadi penyumbang pendapatan terbesar.   Kawasan industri yang berada di Mojokerto, Jawa Timur ini membukukan pendapatan Rp 349,4 miliar atau 27 persen. Berikutnya berasal dari proyek pengembangan superblok South Quarter dengan kontribusi pendapatan Rp 319,3 miliar atau 25 persen.

Kawasan perumahan Graha Natura di Surabaya,  tercatat memberikan pendapatan sebesar Rp188 miliar atau 14 persen dan berdasarkan tipenya, pendapatan pengembangan (development income) masih menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp 1,18 triliun atau 90,5 persen dari total. Sedangkan sebesar 9,5 persen lainnya atau Rp 123,8 miliar, tutur dia, berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) dari proyek gedung perkantoran, sarana golf dan olahraga. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*