Hasil FOMC Tidak Banyak Berbeda

shadow

FINANCEROLL – Seperti yang diduga sebelumnya, hasil FOMC bulan Juli yang diumumkan pada Kamis dinihari waktu Indonesia, ternyata tidak banyak beranjak dari hasil pertemuan bulan sebelumnya, bahwa The Fed masih belum bisa memastikan apakah akan menaikkan suku bunga pada September ini.

Hal yang mendasar sebagai pijakan the Fed adalah kondisi ekonomi AS yang dianggap masih belum siap. Menurut The Fed, mereka akan menaikkan suku bunga setelah perekonomian AS mengisyaratkan sejumlah kondisi yang lebih baik. Hal ini berarti para pengamat di The Federal Reserve akan lebih banyak memperhatikan data-data ekonomi sebagai pengasah berbagai laporan guna menangkap sinyal yang tidak keluar dari laporan FOMC kali ini. Beberapa data ekonomi yang perlu diperhatikan setidaknya dalam sebulan kedepan adalah sebagai mengenai pertumbuhan ekonomi atau PDB, inflasi, tingkat upah dan lapangan kerja AS.

Pada 30 Juli akan diterbitkan data mengenai Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) AS dimana pada 27 Agustus nanti akan muncul angka pembaharunya. Jajak pendapat terkini berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua bisa mencapai 2,% persen. Di kuartal pertama kemarin masih tumbuh 0,2% saja. Oleh sebab itu tentu jika ada beberapa perubahan yang sejalan dengan konsensus tersebut, tentu tidak banyak menimbulkan masalah, bila sebaliknya  maka ekonomi AS tentu dalam kondisi yang sulit.

Data inflasi menjadi hal paling dicari, kenaikan yang terkadi mengindikasikan pertumbuhan ekonomi sedang terjadi. Setidaknya para petinggi The Fed telah mematok harapan kenaikan inflasi bisa mencapai angka 2%. Bulan Mei kemarin, inflasi masih tumbuh 0.2 persen saja. Secara lebih rinci, bagaimana respon Bank Sentral AS akan pertumbuhan inflasi saat ini mungkin akan baru terbuka pada hasil pertemuan FOMC kaliini yang akan diumumkan hasilnya pada 19 Agustus nanti. Beberapa pernyataan mengenai inflasi telah berubah dan salah satunya termasuk kalimat yang menyatakan “harga energi nampaknya telah mulai stabil”.

Hari Jumat (31/07) akan diterbitkan data mengenai upah, dimana dalam beberapa sendi bisa mengindikasikan bahwa kenaikan upah akan merujuk pada perbaikan pasar tenaga kerja, data utama yang sebetulnya akan dilihat. Kesinambungan data ini akan memproyeksikan potensi inflasi yang akan terjadi. Setidaknya dalam konsensus Bloomberg akan ada kenaikan upah sebesar 0.6 persen di kuartal kedua ini, setelah diawal tahun mengalami kenaikan 0.7 persen.

Pada tanggal 7 Agustus dan 4 September akan ada data mengenai lapangan kerja AS. Jelas berkali-kali dinyatakan oleh The FED bahwa kebangkitan pasar tenaga kerja AS dan tumbuhnya lapangan kerja menjadi pijakan fundamental bagi keputusan menaikkan suku bunga.  Kondisi pasar tenaga kerja AS memang sedang tumbuh, namun yang dimaksud oleh The FED sekiranya bukan hanya tumbuh saja, namun juga solid sebelum mereka benar-benar menaikkan suku bunganya. Mengenai angka, tentu masih menjadi perdebatan berapa angka yang paling pas untuk benar-benar bisa menaikkan suku bunga, setidaknya saat ini pintu bagi kenaikan suku bunga telah terbuka dan menunggu waktu yang tepat untuk melangkah melewatinya.(Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*