Harga SUN rentan koreksi

JAKARTA. Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari ini diprediksi tertekan akibat merosotnya kinerja mata uang Garuda.

Pada Kamis (26/110, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,24% dibandingkan hari sebelumnya ke level 106,19.

Analis Fixed Income MNC Securitites I Made Adi Saputra menilai, harga SUN pada Jumat (27/11) berpeluang menyusut karena sentimen negatif dari pelemahan rupiah.

Mengacu Bloomberg, Kamis (26/11) nilai tukar rupiah tergerus 0,38% ketimbang hari sebelumnya menjadi Rp 13.742 per dollar Amerika serikat (AS).

“Kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada beberapa hari terakhir juga membuka peluang terjadi aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan oleh pelaku pasar di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri,” paparnya.

Jelang akhir November 2015, lanjut Made, fokus investor akan beralih kepada data inflasi Indonesia yang bakal rilis Selasa (1/12).

Pelaku pasar juga akan mencermati rilis data sektor tenaga kerja AS per November 2015 yang bakal meluncur pada tanggal 4 Desember 2015.

“Solidnya angka sektor tenaga kerja Amerika akan menjadi faktor yang menentukan bagi Bank Sentral Amerika untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya pada pertemuan di pertengahan Desember 2015 mendatang,” jelasnya.

Secara teknikal, Made menuturkan harga SUN masih berada pada area konsolidasi sehingga pergerakan harga SUN cenderung terbatas.

Made menyarankan investor untuk mencermati harga SUN di pasar sekunder dengan menerapkan strategi trading jangka pendek.

“Kami merekomendasikan investor untuk melakukan realisasi keuntungan (profit taking) terhadap beberapa seri SUN, yaitu FR0053, FR0056 dan FR0073 mengingat seri tersebut akan dilelang pada hari Selasa 1 Desember 2015,” tuturnya.

Adapun seri SUN yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan antara lain seri FR0064, FR0058, FR0065 dan seri FR0045.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*