Harga Saham ISAT Terdiskon Royalti Ooredoo

INILAHCOM, JakartaPT Indosat Ooredoo (ISAT) diprediksi mencatatkan perbaikan kinerja seiring dengan tren di sektornya. Sayangnya, itu terbatasi oleh kewajiban pembayaran royalti ke Ooredoo group. Harga sahamnya ditargetkan di Rp5.550.

Pada perdagangan Jumat (5/2/2016), saham PT Indosat Ooredoo (ISAT) ditutup melemah 125 poin (2,3%) ke angka 5.425 per saham. Sepanjang perdagangan, saham ISAT mencapai level tertingginya di angka 5.500 dan terendah 5.375 per saham.

Adrianus Bias Prasuryo, analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, meski PT Indosat Ooredoo (ISAT), berpeluang turut membukukan perbaikan financial seiring dengan tren di sektornya, pertumbuhan earnings ISAT akan semakin dibatasi oleh kewajiban pembayaran royalty ke Ooredoo group.

Dengan profil leverage yang masih sangat tinggi, menurut dia, kekuatan balance sheet ISAT diragukan untuk pengembangan infrastruktur 4G LTE di masa depan. “Kami mempertahankan rekomendasi hold dengan target harga di Rp5.550,” kata dia dalam risetnya yang diterbitkan PT Samuel Sekuritas Indonesia untuk outlook 2016.

Sejalan dengan membaiknya profitabilitas di sektor telekomunikasi, ISAT kami ekspektasikan juga akan mengalami perbaikan margin di 2016 yang ditopang oleh kenaikan voice tariff dan penguatan nilai tukar rupiah yang akan menurunkan beban bunga serta memberikan potensi forex gain di 2016.

EBITDA margin diperkirakan akan naik menjadi 44,3% untuk estimasi 2015 dan 44,5% untuk estimasi 2016 setelah mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir dari 47% di 2012 menjadi hanya 41,8% di 2014.

Mulai 2016, ISAT harus membayar royalty fee kepada Ooredoo Group dengan besaran sekitar 1,3% hingga 1,5% dari pendapatan perseroan seiring sinergi yang dilakukan dengan Ooredoo. Hal ini di luar ekspektasi kami dan relatif merugikan minority shareholder karena sinergi yang dilakukan lebih bersifat global dan belum tentu dapat diaplikasikan untuk meningkatkan market share di pasar domestik.

“Akibatnya, kami mengekspektasikan EBITDA perseroan hanya akan tumbuh 5,4% CAGR–bandingkan dengan 7,1% tanpa royalty fee, lebih rendah dibandingkan dengan sektornya yang mencapai 10,1% the Compound Annual Growth Rate (CAGR),” papar dia.

ISAT pada sembilan bulan 2015, memiliki total utang sekitar Rp26,9 triliun dengan rasio leverage tertinggi di sektornya. Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt/EBITDA mencapai 2,25 kali dan 2,8 kali. Hal ini akan sedikit banyak membatasi ruang ISAT untuk mengembangkan infrastruktur jariangannya di masa depan. Terutama, ketika ISAT mengadopsi 4G LTE akan diimplementasikan secara missal di mana besaran capital expenditure akan meningkat signifikan.

“Atas dasar pertimbangan itu, kami merekomendasikan hold untuk ISAT dengan target price Rp5.550. Target tersebut sudah mentranslasikan EV/EBITDA estimasi 2016 di level 4 kali,” ungkap dia.

Dengan pertumbuhan EBITDA yang lebih rendah dan profil leverage yang lebih tinggi dari peers-nya di sektor telekomunikasi, dia memandang ISAT layak diperdagangkan at discount dibandingkan valuasi sektornya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*