Harga Saham Garuda Masih Murah, GIAA Putuskan Tunda IPO GMF

Harga Saham Garuda Masih Murah, GIAA Putuskan Tunda IPO GMF

Setelah pekan lalu perusahaan penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengumumkan akan melakukan right issue atas anak usahanya, maka keputusan bijaksana disampaikan hari ini oleh manajemen perseroan, yaitu GIAA menunda penawaran saham perdana (initial public offering / IPO) anak usaha, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia dari rencana semula kuartal I tahun ini karena valuasi sahamnya dinilai masih rendah.

Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar menuturkan pihaknya terlebih dahulu akan memperkuat bisnis GMF dengan menambah lini usaha agar kapitalisasi pasarnya sesuai dengan yang diinginkan. Dengan strategi tersebut, menurutnya, perseroan menargetkan pelepasan saham perdana GMF bisa direalisasikan 1-2 tahun ke depan. Namun demikian GIAA tidak menutup kemungkinan untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut sebelum target yang direncanakan, bila anak usahanya itu membutuhkan dana yang besar untuk pengembangan usahanya.

Meskipun demikian, manajemen GIAA memastikan perseroan memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan GMF saat ini, baik dari dana sendiri maupun eksternal. Jika ditilik kebelakang, sesungguhnya isu IPO GMF telah berhembus sejak tahun lalu. Sebelumnya, induk usaha menargetkan aksi korporasi itu dapat terealisasi semester I/2013, tetapi akhirnya mundur menjadi semester II/2013 dan kembali menundanya hingga kuartal I/2014.

Jika dipaksakan dijual, GIAA khawatir saham anak usaha yang bergerak di bidang pemeliharaan pesawat itu akan terjual murah. Dalam rencana tersebut, target raupan dana diproyeksikan mencapai US$100 juta atau lebih dari Rp1 triliun. Adapun saham yang akan dilepas diperkirakan di atas 20%. Dana IPO itu direncanakan akan digunakan untuk pendanaan pembangunan hanggar GMF sekitar US$50 juta dan US$30 juta lainnya untuk pembelian komponen.

Berdasarkan laporan keuangan GIAA untuk tahun fiskal 2013 memang terlihat bahwa laba bersih perusahaan turun signifikan sebesar 90,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian juga angka ROA dan ROE perseroan yang senilai 0,37% dan 0,99%. Keduanya memiliki posisi < 1, mengindikasikan akan sulit bagi perseroan untuk memberikan tingkat pengembalian kepada investor atas investasinya di GIAA. Hal ini bisa menjadi salah satu pemicu saham GIAA kurang diminati investor.

Hingga perdagangan saham awal pekan ini (17/2), terlihat bahwa saham GIAA dibuka dengan angka yang tetap sama dengan angka penutupan pada Jumat lalu yaitu di level 483 basis poin dan ditutup hanya naik 1 pon saja. Dapat dilihat tidak terjadi pergerakan yang signifikan atas transaksi saham GIAA namun menjelang akhir perdagangan barulah terjadi banyak transaksi atas saham ini  mencapai 4,17 juta lot saham.

Secara teknikal, GIAA masih berada dalam tren konsolidasi di kisaran support 480 hingga resistance 490. Terpantau harga belum mampu keluar dari kisaran tersebut sejak akhir januari lalu. Indikator teknikal menunjukan pergerakan yang flat dimana RSI masih lemah menuju area 30%, MACD bergerak mendatar di area yang negatif, sementara stochastic bergerak menguat dari area jenuh jual.

Melihat tren yang masih berkonsolidasi nampaknya investor belum cukup tertarik untuk mengoleksi saham ini. jika penguatan berlanjut dan menembus resistance pertama di 490, maka target resistance selanjutnya berada pada level 500. Sementara kisaran support saat ini masih berada pada level 480.  

Stephanie Rebecca/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research

Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*