JAKARTA. Lesunya harga komoditas logam mulia ikut menyeret platinum. Tingginya perhatian pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed dinilai akan jadi faktor utama yang membawa serta harga platinum pada keterpurukan harga di akhir tahun 2015 nanti.
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/12) pukul 20.25 WIB harga platinum kontrak pengiriman Januari 2016 di New York Merchantile Exchange merosot 1,48% ke level US$ 843,20 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Hanya saja jika dibandingkan dengan level terendah sejak 2009 silam yang disentuh pada Rabu (2/12) lalu di level US$ 832,40 per ons troi harga sudah terangkat 1,29%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, jika nantinya The Fed menaikkan suku bunga di Desember 2015, harga akan semakin rontok hingga penghujung tahun 2015.
“Kalaupun The Fed menunda kenaikan suku bunga, efek terangkatnya harga platinum hanya sementara,” prediksi Andri. Sebabnya, masalah fundamental platinum sudah keburu suram tanpa tambahan beban dari The Fed.
Peluang itu terbuka selain karena kekuatan USD tapi juga karena pelemahanan mata uang Afrika Selatan, Rand. Jika rand terus menuai pelemahan terhadap USD bisa bermuara pada perlambatan ekonomi yang kian signifikan di Afrika Selatan.
“Sementara seperti yang diketahui, Afrika Selatan merupakan produsen terbesar platinum,” jelas Andri. Ketika ekonomi lesu, aktivitas produksi dan permintaan Afrika Selatan akan ikut terkikis.
Itu menambah panjang sentimen negatif bagi harga platinum. Belum usai, China pun ikut menambah daftar beban. Dengan keputusan People’s Bank of China (PBOC) untuk melemahkan nilai tengah kurs yuan Rabu (9/12) sebesar 0,1% menjadi 6,4140 per dollar AS dinilai permintaan dari negeri tirai bambu pun bisa tergoncang.
“Padahal selama ini permintaan dari China pun sudah mengering akibat ekonomi yang lesu,” terang Andri. Berkaca dari hal itu, Andri memprediksi akhir tahun harga platinum masih akan merunduk di level US$ 825,00 per ons troi.
—
Distribusi: Kontan Online
Speak Your Mind