Harga Nikel dan Tembaga Bergerak Turun Di Tengah Spekulasi Kelonggaran Larangan Ekspor Indonesia

Harga Nikel dan Tembaga Bergerak Turun Di Tengah Spekulasi Kelonggaran Larangan Ekspor Indonesia

Harga nikel mengalami penurunan untuk tiga hari berturut-turut pada perdagangan hari ini (27/01). Harga komoditas logam tersebut terpukul melemah di tengah spekulasi bahwa Indonesia, produsen utama logam tersebut, kemungkinan tidak jadi menerapkan kebijakan yang melarang ekspor barang tambang secara menyeluruh. Spekulasi ini menurunkan tekanan terhadap kemungkinan ketatnya pasokan.

Harga nikel berjangka untuk kontrak pengiriman tiga bulan ke depan di LME mengalami penurunan sebesar 0.9 persen menjadi 14354 dollar per metric ton hari ini. Harga nikel tersebut merupakan yang paling rendah sejak tanggal 20 Januari.

Harga nikel berjangka LME sempat mengalami peningkatan tajam pada tanggal 23 Januari lalu. Saat itu harga komoditas ini melejit ke posisi 14820 dollar per metric ton yang merupakan harga paling tinggi sejak tanggal 23 Oktober. Minggu lalu harga nikel membukukan penurunan sebesar 1.4 persen yang merupakan penurunan mingguan pertama dalam tiga minggu.

Tanggal 12 Januari lalu pemerintah Indonesia menerapkan pelarangan ekspor barang tambang mentah. Akan tetapi para pelaku pasar memperkirakan bahwa pelarangan itu tidak akan diberlakukan 100 persen dan akan terjadi kelonggaran-kelonggaran.

Harga tembaga di LME tampak mengalami pergerakan yang juga melemah. Harga saat ini berada pada posisi 7177 dollar per metric ton setelah sempat menyentuh level 7610 dollar yang merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 11 Desember lalu.

Harga tembaga berjangka untuk kontrak pengiriman bulan April di Shanghai Futures Exchange tampak mengalami penurunan 0.6 persen di posisi 50970 yuan per ton. Harga tembaga untuk kontrak Maret di Comex mengalami penurunan 0.2 persen menjadi 3.2655 dollar per pon.

(ia/JA/vbn)


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*