Harga Minyak Turun Luar Biasa, Perusahaan Migas Tunda Investasi Rp 1.800 T di RI

Jakarta -Asosiasi Perusahaan Minyak Indonesia, atau Indonesia Petroleum Association (IPA) memprediksi, penurunan harga minyak dunia mempengaruhi kegiatan produksi perusahaan-perusahaan migas di dalam negeri.

Direktur IPA Lukman Mahfoedz menyebutkan, perusahaan-perusahaan migas akan menunda sejumlah kegiatan produksi di tahun depan, karena penurunan harga minyak ini.

“Dengan harga minyak yang turun, berdasarkan konsultan Norwegia, ada proyek-proyek yang totalnya senilai US$ 150 miliar (Rp 1.800 triliun) di Indonesia itu on hold (ditunda),” kata Lukman di Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Akibat penundaan ini, lanjut dia, perusahaan-perusahaan ini harus mengkaji ulang rencana keuangannya di tahun depan. Investasi atau belanja modal perusahaan migas tahun depan akan turun 20% dibandingkan tahun ini.

“Penurunan harga minyak dunia adalah keadaan yang luar biasa. Banyak perusahaan minyak and gas kini mengkaji ulang pengeluaran operasional dan eksplorasi. Saya perkirakan proyek eksplorasi tahun depan lebih sedikit dari tahun ini. Menurut saya estimasinya capex (belanja modal) itu akan sekitar 20% di kira-kira pengurangannya,” sebut dia.

Lukman menjelaskan, langkah yang diambil perusahaan migas ini merupakan hal yang wajar, untuk menjaga tingkat pendapatan perusahaan. “Dan supaya kita bisa bersaing, sehingga net income (laba) bisa dipertahankan,” sebut dia.

Sementara itu, Lukman juga menyampaikan, agar kondisi ini juga bisa disikapi dengan serius oleh pemerintah dengan sesegera mungkin memangkas rantai birokrasi.

Birokrasi yang lebih ramping, diharapkan dapat membantu perusahaan-perusahaan migas dalam menjaga keseimbangan keuangannya. Karena dengan birokrasi yang lebih ramping, maka biaya perizinan yang harus dikeluarkan pun dapat ditekan.

“Perizinan harusnya bisa dipermudah, sehingga itu menurunkan biaya,” tutupnya.

(dna/dnl)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*