Harga Minyak Turun Bikin Perusahaan Tambang Kelenger

TRIBUNJOGJA.COM – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meyakini, anjloknya harga minyak dunia yang sempat tembus di bawah 30 dollar AS per barel, menjadi faktor utama goyahnya perusahaan-perusahaan di sektor minyak dan gas.

“Harga minyak sudah hancur-hancuran, (perusahaan) oil and gas, batubara, itu sudah kelenger (limbung atau nyaris jatuh) semua,” ujar Katua Apindo Haryadi Sukamdani saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Dia menuturkan, lantaran anjloknya harga minyak dunia itu, perusahaan migas harus menghitung ulang biaya produksinya. Akhirnya, mau tidak mau, perusahaan melakukan efisiensi bahkan pemangkasan karyawan.

Sebelumnya, santer dikabarkan bahwa Chevron akan merumahkan 1.700 karyawan sebagai buntut anjloknya harga minyak mentah di bawah 30 dollar AS per barrel.

Adapun perusahaan migas lain, Shell Indonesia, juga belum bisa memberikan pernyataan terkait dampak rendahnya harga minyak mentah.

Sebenarnya, lanjut Haryadi, selain perusahaan migas, hampir semua perusahaan di berbagai sektor melakukan efisiensi dan pemangkasan karyawan sejak 2015 lalu. Pemicunya, penurunan pertumbuhan ekonomi.

Saat ini, Apindo tetap menilai kondisi ekonomi masih penuh tantangan. Meski ekonomi sudah membaik, dunia usaha tetap waspada terjadinya gejolak pada perekonomian.

Sementara pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, memahami kondisi penurunan harga minyak dunia yang menimbulkan gejolak tersebut.

“Kami sedang melihat seluruh regulasi, dan feeling saya, dengan harga rendah ini tetap akan banyak perusahaan yang berpikir ulang,” kata Sudirman Said. (*)


Distribusi: Tribun Jogja

Speak Your Mind

*

*