Bank sentral China memangkas suku bunga acuan untuk kredit dan deposito, sehari sebelum merilis data ekonomi yang menunjukkan melemahnya aktivitas manufaktur di Februari.
Dilansir Reuters, Senin (2/3/2015), bank sentral China menurunkan target pertumbuhan ekonominya menjadi 7% di tahun ini, dari 7,5% tahun lalu. Melemahnya pertumbuhan ekonomi China ini akan membuat konsumsi energi menurun.
Harga minyak jenis Brent turun 52 sen menjadi US$ 62,06 per barel, setelah berhasil naik 18% selama Februari 2015, atau kenaikan tertinggi sejak Mei 2009. Sementara harga minyak Amerika Serikat (AS) turun 49 sen menjadi US$ 49,27 per barel setelah berhasil naik 3% di Februari.
Produksi minyak Libya disebutkan naik menjadi 400 barel per hari. Menteri Minyak Irak, Adel Abdel Mehdi mengatakan, harga minyak sulit mencapai level tertingginya seperti tahun lalu di atas US$ 100 per barel.
“Saya pikir, harga minyak tidak akan kembali ke tingkat sebelumnya,” kata Mehdi.
(dnl/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind