Harga Minyak Terus dalam Tren Kenaikan

INILAHCOM, Tokyo – Harga minyak mentah di pasar global terus menjadi keseimbangan dengan tren kenaikan produksi dan persediaan minyak di AS.

Namun pasar lebih merespon tingkat kepatuhan anggota OPEC dalam memangkas produksi minyak. Meskipun data dari AS terus menggerogoti hasil kesepakatan OPEC. Bahkan data AS bisa setiap saat mengagalkan proses pemulihan harga minyak ke atas US$50 per barel seperti yang diupayakan OPEC.

Pada perdagangan Asia, harga minyak kembali naik pada Selasa (14/2/2017). Kenaikan seiring upaya pemotongan produksi OPEC. Namun kenaikan produksi di tempat lain terus membuat harga minyak berada dalam kisaran sempit sepanjang tahun ini.

Minyak mentah Brent, sebagai patokan internasional untuk harga minyak, diperdagangkan pada US$55,76 per barel pagi ini, naik 17 sen dari penutupan terakhir. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 14 sen pada US$53,07 per barel.

Keuntungan ini mengikuti kejatuhan 2 persen di sesi sebelumnya. Kedua benchmark minyak ini tetap terpaut $5 sejak perdagangan awal tahun.

“Harga minyak biasanya cukup agresif namun saat ini tidak beranjak selama hampir dua bulan karena alasan dinamika konflik pasar,” demikian laporan ABN Amro untuk kliennya, seperti mengutip cnbc.com.

OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia telah sepakat untuk memangkas produksi sebanyak 1.8 juta barel perhari (bph) selama semester pertama 2017 dalam upaya untuk mengendalikan kelebihan pasokan bahan bakar global.

Tapi upaya ini dirusak oleh meningkatnya produksi minyak Amerika, dimana meningkatnya aktivitas pengeboran terutama oleh produsen shale oil yang menaikkan outputnya menjadi 8.98 juta barel per hari. Naik 6,5 persen sejak pertengahan 2016 dan berada di level tertinggi sejak April tahun lalu.

“Pondasi saat ini sedang dibentuk dengan pengurangan produksi yang disepakati OPEC dan negara produsen minyak lainnya. Di sisi lain, Amerika malah menaikkan produksi minyaknya,” kata ABN.

Meskipun tingkat kepatuhan OPEC sekitar 90 persen dari total pengurangan, sikap skeptis tetap muncul di akhir.

“Produsen OPEC ingin pasar untuk percaya bahwa mereka akan mengikuti kebijakan pengurangan produksi ini. Namun, mengingat kembali yang lalu malah membuat pasar menjadi curiga,” kata ABN.

Para pedagang mengatakan bahwa jika tingkat kepatuhan 90 persen, dan lebih rendah bagi negara non OPEC, produsen harus segera mempercepat penurunannya dalam beberapa bulan ke depan untuk mencapai rata-rata target pengurangan harian di semester pertama tahun ini.

ABN mengatakan ia telah mengurangi perkiraan rata-rata harga minyak Brent pada semester pertama 2017 ini dari $55 per barel menjadi $50 per barel, dengan kemungkinan masih akan terus menurun menjadi $45 per barel. [hid]
    


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*