Harga Minyak 'Terjun Bebas', Ini Hitungan Untung-Rugi Buat RI

Jakarta -Harga minyak dunia turun tajam sejak titik tertingginya di Juni 2014 lalu. Penurunan harga minyak sudah mencapai lebih dari 40%. Apa pengaruh turunnya harga minyak buat Indonesia?

Bagi masyarakat, penurunan harga minyak ini pasti menguntungkan. Karena harga BBM turun, meski tidak disubsidi lagi, bensin premium trennya menurun. Untuk solar yang hanya disubsidi Rp 1.000/liter juga harganya bakal turun.

Namun yang bakal kewalahan adalah pemerintah. Meski tidak ada lagi beban subsidi BBM, penurunan harga minyak bakal mengganggu anggaran penerimaan negara.

“Di satu pihak, menurunnya harga minyak dunia bagus bagi konsumen. Tapi di sisi lain, juga berkurangnya pendapatan negara,” jelas Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (15/1/2015).

Apalagi, Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2015 yang diajukan pemerintah menggunakan asumsi harga minyak US$ 70/barel. Sekarang harga minyak dunia sudah di bawah US$ 50 per barel. Ini membuat penerimaan negara di sektor migas bakal menurun.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro semalam mengatakan, karena penurunan asumsi harga minyak di RAPBN-P 2015 menjadi US$ 70 per barel, dari US$ 105 per barel di APBN 2015, maka penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor migas turun Rp 130 triliun.

“Itu dengan asumsi harga minyak US$ 70 per barel. Bila lebih rendah, maka penurunan (PNBP Migas) lebih dalam lagi,” jelas Bambang.

Selain itu, penurunan harga minyak saat ini membuat kegiatan produksi sudah tidak ekonomis lagi. Karena biaya produksi minyak di Indonesia lebih tinggi dari harga jual minyak itu sendiri. Ini membuat investor pasti mengurangi kegiatan produksinya hingga harga membaik.

Kondisi ini membuat produksi minyak di Indonesia pasti akan menurun, dan mengurangi pendapatan negara.

Simak berita soal analisa penurunan harga minyak dunia di sini.

(dnl/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*