Harga minyak tergelincir ke US$ 52 per barel

LONDON. Harga minyak mentah dunia kembali merosot di tengah berlimpahnya suplai dari Rusia dan Irak. Di sisi lain, sinyal pelambatan ekonomi di China dan Eropa menunjukkan permintaan tak akan mengimbangi belimpahnya pasokan. 

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pada hari Jumat (2/1) untuk pengiriman Februari turun 58 sen atau 1,1% menjadi US$ 52,69 per barel, di bursa Nymex. Ini merupakan harga minyak termurah sejak 30 April 2009. 

Sedangkan harga minyak jenis Brent untuk kontrak Februari turun 91 sen atau 1,6% menjadi US$ 56,42 per barel di bursa ICE Futures Europe di London. Ini pun level settlement terendah dalam 5,5 tahun terakhir. 

Pemerintah Rusia dan Irak masing-masing mengumumkan produksi minyak mentah mereka di level tertinggi pada bulan Desember. Dari data awal CDU-TK, unit dari Kementerian Energi Rusia, produksi minyak Negeri Beruang Merah bulan Desember naik 0,3% dan menyentuh rekor 10,67 juta barel perhari. 

Negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam Petroleum Exporting Countries (OPEC) memproduksi 30,24 juta barel per hari pada bulan Desember. Sedangkan produksi minyak AS rata-rata 9,12 juta barel per hari, yang dihitung dalam sepekan hingga 26 Desember, menurut data Energy Information Administration.  

Sepanjang tahun lalu, harga WTI terjun 46%. Ini merupakan penurunan terbesar dalam enam tahun terakhir.

Editor: Sanny Cicilia


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*