Harga Minyak Tahun Depan Diprediksi Akan Lebih Buruk

Jakarta -Sejumlah analis memprediksi harga minyak tahun depan akan makin anjlok. Tahun ini saja, harga minyak sudah anjlok 68%, akibat produksi dan pasokan minyak di pasar berlimpah.

Anjloknya harga minyak ini, berdampak besar bagi industri hulu minyak dan gas (migas), ribuan pekerja migas kehilangan pekerjaannya, harga saham anjlok, dan pendapatan perusahaan migas merosot.

“Perjalanan masih panjang. Permasalahan pasokan yang berlebihan ini akan menghantui kita untuk sementara waktu ini,” kata Mike Wittner, Global Head of oil research di Societe Generale, seperti dilansir CNN, Senin (21/12/2015).

Goldman Sachs memprediksi harga minyak mentah akan berada kisaran US$ 38 barel pada Februari 2016. Harga ini merupakan level terendah sepanjang tahun ini. Kondisi ini akibat dari melimpahnya produksi minyak di Amerika Serikat (AS).

Berlimpahnya produksi minyak di AS juga tidak membuat, negara-negara produsen minyak dunia yakni OPEC menurunkan produksinya, justru malah menambah produksi minyaknya.

Itu merupakan strategi dari OPEC untuk menekan produsen migas di AS untuk keluar dari pasar minyak. OPEC menolak untuk memangkas produksi sejak pertemuan sebelumnya bulan ini, menguatkan ide untuk tidak menyelamatkan pasar minyak.

Apalagi, dengan kembalinya Iran ke pasar minyak juga membuat produksi minyak makin bertambah banyak lagi.

Kondisi ini justru menguntung bagi masyarakat terutama di AS, karena harga bensinnya lebih murah, atau mendekati US$ 2 per galon.

(rrd/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*