Harga minyak sore ini menguap 2,4%

JAKARTA. Minyak memperpanjang kerugian menuju tingkat terendah dalam lebih dari 5,5 tahun. Anjloknya harga minyak dipicu oleh Goldman Sachs Group Inc yang memperkirakan harga minyak akan terus menukik.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/1) pukul 16.00, kontrak pengiriman minyak bulan Februari 2015 di New York Mercantile Exchange berada di level US$ 47,8 per barel. Harga tergerus 2,4% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Dalam sepekan terakhir, harga melorot 5,7%. Volume yang diperdagangkan sebesar 75% di atas rata-rata 100 hari.

Menurut analis Goldman Sachs, minyak mentah harus tinggal lebih rendah dalam waktu lebih lama dan shale gas harus dibatasi untuk menyeimbangkan pasar global. Sementara di Iran, selama tur anggota OPEC, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa harga minyak perlu kembali ke level US$ 100 per barel untuk keseimbangan ekonomi.

Minyak merosot hampir 50% sepanjang tahun lalu. Ini merupakan penurunan terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008. Harga minyak juga terluka akibat tingginya pasokan Qatar sebesar 2 juta barel per hari. OPEC berjuang melawan harga shale gas dari Amerika Serikat (AS) dengan menolak pengurangan produksi. Hal ini memberikan sinyal untuk membiarkan harga turun ke tingkat lebih rendah, dimana akan memperlambat output minyak AS dari laju tercepat selama lebih dari tiga dekade.

“Pasar masih sangat banyak terfokus pada sisi penawaran. Ada komitmen nyata dari penjual bahkan pada tingkat yang lebih rendah ini,” ujar Michael McCarthy, ahli strategi CMC Markets di Sydney kepada Bloomberg.

Dalam laporan Goldman Sachs, harga minyak diprediksi akan diperdagangkan di level US$ 41 per barel dalam tiga bulan mendatang. Sementara minyak Brent akan diperdagangkan di level US$ 42 per barel.

Editor: Sanny Cicilia


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*