Harga minyak naik setelah persediaan AS turun

New York (ANTARA News) – Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah penurunan besar tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS dan memburuknya gejolak di Irak.

Patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik tipis sebesar lima sen menjadi ditutup pada 104,40 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.

Di London, patokan Eropa minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, naik 43 sen menjadi menetap pada 109,95 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange.

Kenaikan terjadi menyusul laporan mingguan persediaan minyak oleh Departemen Energi AS yang menunjukkan stok minyak mentah turun 2,6 juta barel, lebih dari 1,7 juta barel yang diperkirakan oleh para analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswire.

Laporan juga menunjukkan penurunan 200.000 barel di pusat perdagangan minyak AS yang banyak dipantau di Cushing, Oklahoma.

Analis terus mengamati produsen minyak Irak, di mana kelompok militan yang mengklaim telah merebut kota Mosul pada Senin dan kota Tikrit pada Selasa terus meluas mendekati Baghdad.

Serangan oleh kelompok pemberontak Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) telah mendorong sekitar 500.000 orang meninggalkan rumah mereka dan memacu janji dari AS dan Iran untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada Irak.

Pasar minyak sejauh ini tidak bereaksi keras terhadap kekerasan di Irak karena “para pedagang mungkin mengatakan ini jauh dari sektor minyak,” kata Michael Lynch, presiden konsultan Strategic Energy & Economic Research.

Tetapi “ada potensi ketidakstabilan politik yang serius di negeri ini,” Lynch menambahkan.

Seperti yang diperkirakan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak dunia, sepakat untuk mempertahankan pagu produksi minyaknya pada 30 juta barel per hari.

Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi mengatakan ia “sangat senang” dengan pasar minyak saat ini. Harga minyak AS telah diperdagangkan di atas 100 dolar AS per barel dalam sebagian besar dua bulan terakhir.

Penerjemah: Apep Suhendar


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*