Harga Minyak Naik 19% dalam 2 Minggu, Tertinggi Sejak 1998

Jakarta -Setelah terpuruk cukup lama, harga minyak dunia mulai terdongkrak. Bahkan level kenaikan harga minyak jenis Brent menjadi yang tertinggi sejak 1998.

Mengutip Reuters, Minggu (8/2/2015), harga minyak jenis Brent akhir pekan lalu tercatat US$ 57,8/barel. Sepanjang pekan lalu, harga minyak Brent naik 9% yang kenaikan tertinggi sejak 2011. Kemudian dalam 2 pekan terakhir, harga sudah naik 19% yang merupakan kenaikan dwi mingguan tertinggi sejak 1998.

Harga minyak melejit karena kekhawatiran berkurangnya fasilitas pengeboran minyak di seluruh dunia. Lembaga penyedia jasa migas Baker Hughes menyebutkan fasilitas pengeboran minyak dunia berkurang sebanyak 261 unit.

Misalnya di Amerika Serikat (AS), selama pekan lalu terdapat 83 pengeboran minyak yang berhenti beroperasi sehingga jumlahnya menjadi 1.140 unit. Sepanjang Januari 2015, sudah ada 199 fasilitas pengeboran yang tutup.

“Orang-orang sudah mulai memperhatikan berkurangnya fasilitas pengeboran, yang berarti pasokan juga akan berkurang,” sebut Gebe McGillian, Analis Tradition Energy.

Semakin banyaknya fasilitas pengeboran yang tutup tidak lepas dari harga minyak yang anjlok. Meski harga minyak saat ini naik, tetapi masih separuh dari posisi pada pertengahan 2014.

Perusahaan-perusahaan minyak raksasa dunia memang tengah mengkaji ulang rencana investasi mereka seiring harga minyak yang rendah. British Petroleum (BP), raksasa minyak asal Inggris, berencana memotong belanja modal sekitar 20% dan memunda sejumlah investasi. Harga minyak yang turun sampai 50% dalam setengah tahun terakhir begitu memukul kinerja keuangan BP.Next

(hds/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*