Harga Minyak Mentah Sesi Asia Turun Tertekan Proyeksi Surplus Produksi Global

Harga minyak mentah turun mendekati level terendah dalam tujuh bulan hari Kamis (15/06), terpicu persediaan global yang tinggi dan keraguan mengenai kemampuan OPEC untuk menjalankan pemotongan produksi.

Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) turun 10 sen atau 0,22 persen menjadi $ 44,63 per barel.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 2 sen atau 0,04 persen menjadi $ 46,98 per barel, setelah merosot hampir 4 persen pada sesi sebelumnya.

Tolok ukur berjangka minyak mentah berada di dekat tingkat terendah sejak akhir November tahun lalu ketika penurunan produksi yang dipimpin oleh Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diumumkan pertama kali.

Brent dan WTI turun lebih dari 12 persen sejak dibuka pada 25 Mei, ketika kesepakatan untuk memotong diperpanjang sampai akhir kuartal pertama tahun depan, dan bukannya berakhir bulan ini seperti yang direncanakan semula.

Ekspor OPEC 2017 secara tahunan hanya turun sebesar 0,3 juta barel per hari (bpd) dari dasar Oktober 2016, demikian analis AB Bernstein mengatakan dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Janji OPEC akan mengurangi sekitar 1,2 juta bpd, sementara produsen lain termasuk Rusia akan mengurangi total menjadi hampir 1,8 juta bpd.

Namun, beberapa anggota OPEC termasuk Nigeria dan Libya telah dibebaskan dari pemotongan, dan produksi mereka yang meningkat merongrong upaya yang dipimpin oleh Arab Saudi.

Sementara itu, produksi di Amerika Serikat – yang tidak berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut – telah melonjak lebih dari 10 persen sepanjang tahun lalu menjadi 9,33 juta bph.

Analis juga menyatakan pertumbuhan produksi di Libya dan Nigeria dan penambahan kilang di AS semakin menyulitkan, meningkatkan keraguan pada strategi OPEC. Untuk persediaan OECD untuk kembali ke tingkat yang dinormalisasi, OPEC perlu menguras 34 juta barel per bulan atau 1 juta barel untuk 10 bulan ke depan.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pekan ini bahwa pasokan minyak tahun depan masih akan melampaui permintaan meskipun konsumsi mencapai 100 juta barel per hari untuk pertama kalinya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah selanjutnya akan bergerak lemah terpicu kekuatiran peningkatan produksi global. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 44,10-$ 43,60, dan jika harga naik akan menguji kisaran Resistance $ 45,10-$ 45,60.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*