Harga Minyak Mentah Sesi Asia Turun Setelah Laporan Bearish API

Harga minyak mentah kembali mengalami penurunan pada hari Rabu (26/04) karena data menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah A.S. dan persediaan rekor di seluruh dunia meragukan kemampuan OPEC untuk mengurangi pasokan dan memperketat pasar.

Harga minyak mentah berjangka West West Intermediate (WTI) diperdagangkan di $ 49,50 per barel, turun 6 sen atau 0,12 persen dari penutupan terakhir mereka, setelah menguat 0,7 persen pada sesi sebelumnya. WTI telah jatuh selama tujuh dari delapan sesi terakhir.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk harga minyak, berada di $ 52,05 per barel, turun 5 sen atau 0,10 persen, dari penutupan terakhir mereka. Brent sekitar 8,5 persen di bawah puncak April.

Pedagang mengatakan bahwa sebuah laporan setelah pasar AS tutp dinihari tadi oleh American Petroleum Institute (API) menyatakan bahwa persediaan minyak mentah A.S. meningkat sebesar 897.000 barel dalam minggu sampai 21 April menjadi 532,5 juta barel telah membebani WTI.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan kelompok produsen lain termasuk Rusia, namun tidak termasuk Amerika Serikat, telah berjanji untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) selama paruh pertama tahun ini untuk mengendalikan kelebihan pasokan dan menopang harga.

Namun, sebagian besar harga telah merosot tahun ini karena persediaan A.S. tetap tinggi dan persediaan bahan bakar global membuat rekor baru, meskipun ada janji untuk memotong produksi.

Nilai rata-rata kurva minyak mentah Brent telah turun lebih dari $ 5 per barel sejak awal tahun, ketika pemotongan pasokan yang dipimpin oleh OPEC dimulai secara resmi, menyiratkan bahwa para pedagang meragukan efek pemotongan pada persediaan.

Kemerosotan di Brent adalah hasil dari rekor volume minyak mentah yang dikirim ke seluruh dunia, meski mengalami penurunan. Data pengiriman di Thomson Reuters Eikon menunjukkan bahwa 50 juta bpd telah dipesan untuk pengiriman kapal tanker bulan ini, naik lebih dari 10 persen sejak Desember tahun lalu.

Meskipun harga baru-baru ini menurun dan persediaan meningkat, beberapa analis mengatakan ada tanda-tanda pasar yang lebih ketat di depan.

Malam nanti akan dirilis persediaan minyak mentah mingguan oleh EIA, yang diindikasikan terjadi penurunan pasokan melebihi penurunan sebelumnya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi lemah setelah data API menunjukkan peningkatan dalam persediaan minyak mentah AS. Namun jika malam nanti data EIA terealisir penurunan persediaan, akan menguatkan harga. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 49,00-$ 48,50, dan jika harga bergerak naik akan menguji kisaran Resistance $ 50,00-$ 50,50.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*