Harga Minyak Mentah Sesi Asia Melonjak Hampir 2 Persen

Harga minyak mentah naik sekitar 2 persen pada perdagangan sesi Asia hari Selasa (15/11) untuk menjauh dari posisi terendah multi-bulan sehari sebelumnya, didorong lebih tinggi oleh ekspektasi penurunan produksi shale dan optimisme baru bahwa OPEC akan berhasil dalam pemotongan produksi.

Harga Minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Desember telah naik 79 sen, atau 1,82 persen, ke $ 44,11 per barel. WTI mencapai terendah dalam hampir dua bulan pada sesi sebelumnya.

Harga minyak mentah berjangka Brent Kontrak Januari naik 69 sen, atau 1,55 persen, pada $ 45,12 per barel.

Kenaikan harga yang didukung oleh harapan bahwa produksi minyak serpih AS pada musim gugur Desember ke level terendah sejak April 2014 pada 4,5 juta barel per hari (bph).

Menteri Energi Arab Saudi mengatakan hal itu penting untuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk mencapai konsensus tentang mengaktifkan kesepakatan yang dibuat pada bulan September untuk mengekang produksi, menurut kantor berita negara Aljazair APS pada hari Minggu. Anggota OPEC akan bertemu akhir bulan ini.

Juga mendukung pasar minyak adalah berita bahwa Harold Hamm, kepala eksekutif di produsen minyak independen AS Continental Resources, bisa berfungsi sebagai Menteri Energi ketika Donald Trump menjadi presiden AS.

Hamm, jika dicalonkan, akan menjadi Menteri Energi AS pertama yang ditarik langsung dari industri, sebuah langkah yang akan mengejutkan pendukung lingkungan tetapi meningkatkan platform pro-pengeboran energi Trump.

Di tempat lain, Irak akan memotong ekspor minyak mentah Basra dari pelabuhan selatannya menjadi 3,16 juta barel per hari pada bulan Desember, dibandingkan dengan 3.240.000 barel per hari pada bulan November. Volume Desember dialokasikan akan menjadi yang terendah dalam empat bulan.

Sementara itu, pulihnya kembali produksi minyak mentah Libya bisa menutup keuntungan pasar.

Sebuah kapal tanker yang membawa kargo pertama yang baru diproduksi dari minyak mentah Libya yang akan diekspor sejak terminal Ras Lanuf dibuka kembali pada bulan September meninggalkan pelabuhan pada hari Senin. Pembukaan kembali pelabuhan timur telah membantu Libya menggandakan produksi nasional sekitar 600.000 barel per hari.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik dengan optimisme pemotongan produksi OPEC. Namun perlu dicermati pergerakan dollar AS. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 44,60 -$ 45,10, sedangkan jika turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 43,60-$ 43,10.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*