Harga minyak mentah bergerak flat pada perdagangan Jumat (28/10) di sesi Asia, karena pasar belum memperoleh keyakinan penuh apakah OPEC dapat mengkoordinasikan pemotongan produksi minyak mentah yang cukup besar untuk mengendalikan kelebihan pasokan yang telah melanda pasar selama dua tahun.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 3 sen atau 0,06 persen di $ 49,69 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah patokan Internasional Brent diperdagangkan pada $ 50,48 per barel, naik 1 sen atau 0,02 persen dari penutupan terakhir.
Para pedagang mengatakan ada keraguan kuat bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mampu menggalang anggotanya dan produsen non-OPEC, terutama Rusia, sekitar pemotongan yang signifikan dalam produksi.
“Dengan Irak dan Iran mengatakan mereka tidak akan menjadi bagian dari pemotongan untuk berbagai alasan, dan Rusia hanya ingin pembekuan dan bukan pemangkasan produksi, tanggung jawab akan jatuh pada Arab Saudi untuk menetapkan kesepakatan bersama-sama,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di broker Oanda di Singapura, seperti yang dirilis CNBC.
Perkembangan tersebut memberikan sentimen keraguan bahwa pertemuan OPEC 30 November dapat berhasil memotong produksi minyak mentah.
Malam nanti akan dirilis data pendahuluan pertumbuhan ekonomi AS Q3 yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya bergerak datar dengan pasar mencermati perkembangan pemotongan produksi yang direncanakan OPEC. Namun malam nanti jika data pertumbuhan ekonomi AS meningkat sehingga menguatkan dollar AS, maka akan menekan harga minyak. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 49,20 -$ 48,70, sedangkan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 50,20-$ 50,70
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind