Harga Minyak Mentah Sempat Melonjak 6,5 Persen, Tertinggi 18 Bulan

Harga minyak mentah sempat melonjak 6,5 persen pada perdagangan Senin (12/12) untuk mencapai 18 bulan tertinggi setelah OPEC dan beberapa negara non OPEC mencapai kesepakatan pertama mereka sejak tahun 2001 untuk bersama-sama mengurangi produksi untuk mencoba mengatasi kelebihan pasokan global.

Harga minyak mentah berjangka AS naik $ 1,33, atau 2,6 persen, pada $ 52,83 per barel. WTI sebelumnya menyentuh $ 54,51, tertinggi sejak Juli 2015.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,33, atau 2,5 persen, pada $ 55,66 per barel pada 14:36 ET (1936 GMT), setelah mencapai puncak sesi $ 57,89, tertinggi sejak Juli 2015.

Pada hari Sabtu, produsen dari luar Organisasi Negara Pengekspor Minyak, yang dipimpin oleh Rusia, sepakat untuk mengurangi produksi 558.000 barel per hari, dari target 600.000 barel per hari tetapi masih memberikan kontribusi terbesar yang pernah diberikan non-OPEC.

Hasil ini menyusul kesepakatan 30 November oleh OPEC untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari selama enam bulan dari 1 Januari, dengan eksportir atas Arab Saudi memotong sekitar 486.000 barel per hari untuk mengekang kekenyangan pasokan yang telah bercokol di pasar selama dua tahun.

Harga minyak mentah berjangka telah naik tajam, dengan berjangka AS memperoleh 23 persen sejak pertengahan November karena optimisme bahwa kesepakatan akan tercapai mulai tumbuh.

Selanjutnya, beberapa negara non-OPEC masih meningkatkan produksi mereka. Rusia, misalnya, tidak mengharapkan untuk mencapai target sampai April atau Mei, dan beberapa negara lain yang diperkirakan akan mengalami penurunan alami, yang belum tentu mempengaruhi situasi pasokan.

Goldman Sachs memperkirakan kepatuhan penuh akan bernilai tambahan $ 6 per barel untuk perkiraan harga.

Harga yang lebih tinggi juga meningkatkan kemungkinan produsen lain meningkatkan output, terutama operator shale AS.

Jumlah kilang minyak telah berkembang dengan konstan dalam beberapa bulan terakhir di Amerika Serikat. Produksi AS masih sekitar satu juta barel per hari di bawah puncaknya 9,6 juta yang dicapai pada tahun 2015, menurut data Departemen Energi AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi melemah terbatas dengan potensi profit taking setelah harga minyak mentah melonjak. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 52,30 dan $ 51,80, namun jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 53,30 dan $ 53,80.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*