Harga Minyak Mentah Melonjak 1,6 Persen Setelah Arab Saudi dan Rusia Setuju Pemotongan Produksi Lanjutan

Harga minyak mentah melonjak lebih dari 1,5 persen pada hari Senin (15/05) di perdagangan Asia, setelah menteri energi Arab Saudi dan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa pemotongan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC akan diperpanjang dari pertengahan tahun ini sampai Maret 2018.

Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate berada di $ 48,64 per barel, naik 80 sen atau 1,67 persen.

Harga minyak mentah berjangka Brent internasional berada di $ 51,65 per barel, naik 81 sen, atau 1,6 persen, dari penutupan terakhir mereka.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih dan mitranya dari Rusia Alexander Novak bertemu pada hari Senin di ibukota Tiongkok, Beijing, dan bersama-sama mengatakan bahwa kesepakatan untuk mengurangi pasokan minyak mentah untuk menopang pasar akan diperpanjang dari pertengahan tahun ini sampai Maret 2018.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak, dimana Arab Saudi adalah pemimpin de facto, dan produsen lainnya yang dipimpin oleh Rusia, berjanji akhir tahun lalu untuk memangkas produksi hampir 1,8 juta barel per hari (bpd) selama paruh pertama tahun 2017.

Meskipun demikian, harga minyak mentah tidak bergerak jauh di atas $ 50 per barel pada bulan-bulan pertama tahun 2017.

Rusia adalah produsen minyak terbesar di dunia, sementara Arab Saudi adalah eksportir terbesar. Bersama-sama, mereka mengendalikan sekitar 20 juta bpd dalam jumlah produksi harian, setara dengan seperlima konsumsi global setiap hari.

Sementara Rusia dan Arab Saudi bekerja sama dalam usaha mereka untuk mengurangi produksi, keduanya terlibat dalam persaingan yang ketat untuk menjadi pemasok minyak mentah terbesar ke Tiongkok, yang merupakan pasar minyak dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan menantang Amerika Serikat sebagai importir terbesar.

Merongrong upaya oleh OPEC dan Rusia untuk menstabilkan pasar adalah Amerika Serikat, yang tidak berpartisipasi dalam kesepakatan untuk mengurangi pasokan.

Perusahaan energi A.S. telah menambahkan kilang minyak 17 minggu berturut-turut, memperpanjang pemulihan pengeboran 12 bulan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan produksi minyak mentah di Amerika Serikat ke rekor tertinggi tahun depan.

Produksi A.S. saat ini mencapai 9,3 juta bpd, naik lebih dari 10 persen sejak penurunan pertengahan 2016.

Pengebor menambahkan sembilan kilang minyak dalam minggu sampai 12 Mei, sehingga jumlah total menjadi 712, yang paling banyak sejak April 2015, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik terdorong pernyataan menteri energi Arab Saudi dan Rusia untuk memperpanjang pemotongan produksi hingga Maret 2018. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 49,10-$ 49,60, dan jika harga bergerak turun akan menguji kisaran Support $ 48,10-$ 47,60.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*