Harga Minyak Mentah Indonesia Turun

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ((ESDM) melansir, Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, dari perhitungan Formula harga minyak mentah Indonesia (ICP), harga minyak mentah Indonesia pada Januari mengalami penurunan dibandingkan Desember 2013.

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama Januari 2014 mencapai 105,8 dolar AS per barel, turun 1,40 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai 107,20 dolar AS per barel. Sementara harga Minas/SLC mencapai 110,03 dolar AS per barel, naik 1,97 dolar AS per barel dari Desember 2013 yang mencapai 108,06 dolar AS per barel.

Penurunan rata-rata harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang juga mengalami penurunan, yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, berdasarkan laporan Internatinal Energy Agency (IEA), Centre for Global Energy Studies (CGES) dan OPEC, produksi minyak mentah OPEC mengalami peningkatan 0,3-0,8 juta barel per hari, akibat peningkatan produksi sejumlah negara OPEC, antara lain Arab Saudi, Iran dan Uni Emirat Arab.

Kedua, tingginya produksi minyak mentah dari kawasan Amerika Utara, khususnya produksi minyak mentah AS yang telah mencapai delapan juta barel per hari. Tingkat produksi minyak mentah AS ini merupakan tingkat produksi tertinggi sejak 1988 akibat meningkatnya produksi shale oil.

Ketiga, Kondisi ekonomi dunia cenderung belum menggembirakan yang diindikasikan oleh melemahnya kegiatan non manufaktur dan pasar modal di AS, turunnya pertumbuhan ekonomi Cina serta masalah pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS yang cukup drastis di sejumlah negara berkembang, antara lain di Argentina.

Keempat, Energy Information Agency (EIA) melaporkan peningkatan stok mingguan produk minyak di AS dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya yakni stok gasoline meningkat 14,7 juta barel, sementara stok distillate fuel oil meningkat 2,1 juta barel meskipun AS sedang dilanda musim dingin ekstrim.

Kelima, perkembangan aspek geopolitik yang cukup kondusif sehingga diharapkan akan mengembalikan produksi minyak mentah sejumlah negara, antara lain kembalinya produksi minyak dari Libya yang diharapkan menyumbang hingga 0,35 juta barel per hari, berlanjutnya perundingan serta kesepakatan pelaksanaan inspeksi nuklir di Iran yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan pencabutan embargo minyak serta berlangsungnya pembicaraan perdamaian di Sudan Selatan.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh masih belum maksimalnya tingkat pengolahan kilang di Cina yang saat ini lebih rendah 0,25 juta barel per hari dibandingkan tahun lalu akibat melemahnya permintaan domestik dan diberlakukannya permbatasan ekspor produk kilang oleh Pemerintah Cina.


Sumber: http://www.republika.co.id/rss

Speak Your Mind

*

*