Harga Minyak Mentah Bulan Mei Merosot 1 Persen; Peningkatan Produksi AS Sentimen Bearish

Harga minyak mentah turun ke level terendah tiga minggu pada akhir perdagangan Kamis dinihari (01/06) terpicu berita bahwa produksi Libya pulih dari masalah teknis di ladang minyak, menambah kekhawatiran bahwa penurunan produksi OPEC yang mengurangi persediaan global telah dirusak oleh produsen di luar kesepakatan.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS mengakhiri perdagangan di $ 48,32, turun $ 1,34, atau 2,7 persen.

Harga minyak mentah berjangka acuan global Brent turun US $ 1,53 atau 3 persen menjadi $ 50,31 per barel pada pukul 2:26 pagi waktu ET (1826 GMT), setelah sebelumnya turun sebanyak 4 persen menjadi di bawah $ 50.

Kedua kontrak tersebut mencatat kerugian bulanan ketiga berturut-turut.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya, termasuk Rusia, sepakat pekan lalu untuk memperpanjang kesepakatan untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir Maret 2018.

Kesepakatan enam bulan awal telah jatuh tempo pada bulan Juni. Harga minyak turun saat kesepakatan diperpanjang karena beberapa investor berharap perpanjangan atau pemotongan lebih dalam.

Anggota OPEC Libya dan Nigeria bebas dari pemotongan, sementara produsen minyak serpih A.S. bukan bagian dari kesepakatan tersebut dan telah meningkatkan produksi.

Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 827.000 bpd, naik di atas puncak tiga tahun 800.000 barel per hari yang dicapai awal bulan ini, kata National Oil Corporation, setelah sebuah isu teknis yang melanda ladang minyak Sharara terpecahkan.

Data pengiriman Thomson Reuters Eikon menunjukkan bahwa, tidak termasuk ekspor pipa, Libya mengirim rata-rata 500.000 bpd minyak sejauh tahun ini, dibandingkan dengan rata-rata 300.000 bpd untuk tahun 2016.

Sementara itu, produksi A.S. telah meningkat menjadi lebih dari 9,3 juta bpd, mendekati produsen utama Arab Saudi dan Rusia.

Data resmi pemerintah yang menunjukkan persediaan minyak mentah mingguan A.S. akan dipublikasikan pada hari Kamis. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pasokan A.S. telah turun 2,8 juta barel pekan lalu, penurunan mingguan kedelapan berturut-turut.

Kepatuhan oleh mereka yang menandatangani kontrak dengan OPEC tetap tinggi di antara anggota OPEC dan sumber industri mengatakan angka Rusia untuk bulan Mei menunjukkan produksi sesuai dengan janjinya.

Untuk bulan Mei, harga minyak mentah merosot sekitar 1 persen.

Kemerosotan harga minyak terjadi akibat anjloknya di minggu pertama tergerus peningkatan produksi AS dan global, seperti Libya, juga penurunan pasokan AS yang masih di bawah harapan. Kemrosotan juga terjadi akibat jumlah pemotongan produksi masih kurang banyak dibandingkan jumlah pemotongan yang ditetapkan OPEC dan produsen lainnya pada pertemuan Wina 25 Mei.

Namun kemerosotan lebih jauh tertahan dengan kenaikan minyak terbantu optimisme pemotongan produksi lanjutan OPEC dan produsen lainnya sebelum pertemuan Wina. Juga dukungan datang dari penurunan pasokan mingguan AS yang dilaporkan EIA.

Peningkatan produksi AS tampaknya akan menjadi sentimen bearish perdagangan minyak selanjutnya. Harapan pemotongan OPEC yang lebih banyak dan kepatuhan pelaksanaan pemotongan produksi lanjuta hingga 9 bulan ke depan akan dicermati pasar.

Dinihari tadi API melaporkan data persediaan minyak mentah mingguan AS mencatat hasil penurunan sebesar 8,67 juta barel pada pekan ini, jauh lebih tinggi dari perkiraan sekitar 2,5 juta barel setelah turun 1,50 juta barel pekan lalu.

Bensin mencatat hasil penurunan 1,73 juta barel pada pekan ini setelah penurunan 3,15 juta barel pekan lalu.

Distillate mencatat kenaikan kecil sebesar 0,12 juta barel setelah penurunan 1,85 juta barel minggu sebelumnya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support $ 48,80-$ 48,30, dan jika harga naik akan menguji kisaran Resistance $ 49,80-$ 50,30.

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*