Harga Minyak 'Lompat' Lagi 7%, Ini Pemicunya

London -Hari ini di pasar London, harga minyak internasional naik 7% lebih mendekati US$ 35/barel. Ini terjadi setelah Iran menyambut rencana Arab Saudi dan Iran serta 2 negara produsen minyak lain, untuk menahan produksi minyaknya.

Selain itu, ada laporan soal menurunnya stok minyak di Amerika Serikat (AS).

Meski begitu, sejumlah analis menyatakan, kenaikan harga minyak ini hanyalah sebuah reaksi berlebihan dari sikap Iran. Sementara langkah penahanan produksi oleh Arab Saudi, Rusia, Qatar, dan Venezuela tidak akan mengurangi pasokan minyak dunia yang sudah berlebih.

Hari ini, harga minyak Brent naik 38 sen ke US$ 34,88/barel. Naik 7,2% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara minyak produksi AS naik 69 sen ke US$ 31,35/barel.

“Ini merupakan kelanjutan dari pergerakan harga kemarin. Apa yang kita lihat sekarang adalah pergerakan yang ekstrem. Saya tidak akan terkejut melihat harga tiba-tiba menurun,” kata Analis dari Commerzbank, Carsten Fritsch, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (18/2/2016).

Sebelumnya, Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh menemui perwakilan dari Venezuela, Irak, dan Qatar kemarin. Namun tidak dikatakan apakah Iran akan ikut mempertahankan produksi ke tingkat yang sama seperti di Januari 2016, seperti yang direncanakan Arab Saudi dan Rusia.

Harga minyak telah jatuh dari tingkat tertingginya di atas US$ 100/barel pada pertengahan 2014 lalu, karena pasokan dunia yang berlebihan. Belum lagi ada rencana Iran menambah pasokan minyak di pasar internasional, pasca dilepasnya sanksi ekonomi internasional.

Iran, sebelum sanksi ekonomi berlaku di 2012, mengekspor 2,2 juta barel minyak per hari. Saat sanksi berlaku, ekspor turun menjadi 1,1 juta barel per hari. Bulan lalu, sanksi ini dicabut.

(wdl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*