Harga Minyak 'Lompat' 6%, Ini Penyebabnya

Tokyo -Hari ini harga minyak dunia naik tinggi hingga 6%, ke tingkat tertingginya dalam 2 pekan terakhir. Ini terjadinya karena adanya pertemuan para menteri perminyakan asal Arab Saudi, Rusia, Watar, dan Venezuela.

Dalam pertemuan ini, muncul harapan akan adanya tindakan pengurangan suplai minyak internasional, untuk mengangkat harga.

Pertemuan tertutup itu dilakukan di Doha. Ini dilakukan setelah harga minyak turun dalam 18 bulan terakhir. Selama ini, para produsen minyak terus menggenjot produksinya untuk mempertahankan pangsa pasar, meski harga rendah.

Para menteri perminyakan ini diharapkan bakal melakukan jumpa pers di Doha, setelah rapat tersebut selesai dilakukan.

Hari ini, harga kontrak minyak Brent untuk pengiriman April naik US$ 1,87/barel menjadi US$ 35,26/barel, naik 11% dibandingkan harga dua hari lalu.

Sementara harga kontrak minyak produksi Amerika Serikat (AS). naik US$ 1,49/barel ke US$ 30,93/barel. Naik lebih dari 12% dari posisi Jumat pekan lalu.

Pertemuan di Doha menjadi perhatian pelaku pasar minyak internasonal. “Hasil pertemuan bisa memberi dampak ke minyak secara signifikan. Bila tidak ada kesepakatan pemangkasan suplai, maka akan terjadi aksi jual. Demikian juga sebaliknya,” kata Takayuki Nogami, Kepala Ekonom dari Japan Oil, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (16/2/2016).

Menteri Perminyakan Venezuela, Eulogio Del Pino, telah mengunjungi sejumlah negara produsen minyak untuk bersama-sama mengurangi produksinya agar harga naik. Belum diketahui hasilnya.

Menurut sejumlah prediksi, harga minyak produksi AS akan terus tertekan karena stok minyak di AS terus meningkat. Harga minyak ini bisa jatuh di bawah US$ 20/barel.

(wdl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*