Harga Minyak Dunia Terus Merosot

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Harga minyak jatuh dengan cepat di bawah 30 dolar AS per barel. Ini merupakan buntut dari aksi jual tanpa henti yang menyebabkan harga minyak jatuh hampir 20 persen tahun ini. Kondisi tersebut turut memperdalam kekhawatiran permintaan Cina yang merosot.

Para analis dan pelaku pasar memprediksi akan adanya penurunan proyeksi harga minyak lebih lanjut sepanjang 2016. Bahkan penurunan harga minyak diperkirakan bisa mencapai 20 dolar AS per barel.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah acuan Amerika, West Texas Intermediate (WTI)  pada CLc1 turun 1,19 dolar AS menjadi 30,22 per barel pada Selasa(12/1)  sore. Pada Desember 2003, WTI pernah menyentuh harga 29,93 dolar AS per barel.

Nilai tukar dolar AS yang kuat turut memperdalam harga minyak. “Momentum tersebut terlalu kuat, bahkan secara fundamental pun tidak ada yang berubah,”  kata partner senior di Energy Management Institute Dominick Chirichella.

Banyaknya produsen di Amerika Serikat membuat Kanada menjual minyaknya seharga 15 dolar AS per barel. Kemerosotan tersebut diperpanjang dengan kelesuan ekonomi yang dialami dunia.

Beberapa anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) meminta pertemuan darurat. Namun nasib mereka terpuruk ketika Menteri Perminyakan Uni Emirat Arab membatalkan kemungkinan pembicaraan tersebut. OPEC telah menolak permintaan beberapa anggotanya untuk menahan produksi. OPEC disebut-sebut enggan mengontrol kecepatan produksi demi mempertahankan pangsa pasar, padahal konsekuensinya adalah harga minyak akan terus merosot. Negara manapun yang mengeluarkan biaya produksi minyak mentah di atas 20 dolar AS per barel akan terpukul karena biaya teknologi untuk eksplorasi minyak dan oil shale di AS di bawah 4 dolar AS per barel.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*