Harga Minyak Dunia Sempat Menguat ke US$ 50/Barel

New York -Harga minyak mentah (crude oil) dunia akhirnya sempat menguat hingga menembus batas psikologis yaitu di atas US$ 50 per barel pada Jumat, (9/10/2015).

Dikutip dari bursa komoditas New York Mercantile Exchange (NYMEX) WTI pada hari itu harga minyak sempat berada di level US$ 50,5/barel meski akhirnya ditutup pada level US$ 49,63 per barel untuk kontrak November 2015.

Sebelumnya, harga minyak mentah dunia belum pernah berhasil melampaui ke batas level psikologis US$ 50 per barel sejak pertengahan Juli 2015. Bahkan pada Agustus pernah anjlok ke titik US$ 39,95 per barel.

Padahal beberapa bulan terakhir beberapa analis memprediksi risiko harga minyak akan anjlok sampai US$ 20 per barel.

Berikut tiga alasan harga minyak mentah dunia kembali menguat setelah sempat terpuruk, seperti dikutip dari CNN, Minggu (11/10/2015).

Pertama, adanya kekhawatiran geopolitik yaitu ketegangan yang tengah terjadi di Timur Tengah, sehingga mendorong harga naik. Rusia melancarkan operasi militer di Suriah pekan lalu. Investor khawatir kondisi tersebut bisa berdampak pada produksi dan distribusi minyak di Timur Tengah.

Kedua, kabar terakhir yang datang dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga AS, sehingga dolar AS melemah terhadap mata uang berbagai negara termasuk terhadap rupiah.

Minyak dan komoditas lainnya diperdagangkan dalam mata uang dolar. Dengan melemahnya dolar AS saat ini membuat produsen berpeluang menaikkan harga untuk mengkompensasi penurunan harga beberapa bulan terakhir.

Ketiga, produksi minyak negara AS sedang turun. US Energy Administration menyampaikan produksi minyak mentah AS turun 120.000 per/hari pada September dibanding produksi Agustus. Produksi akan terus menurun sampai pertengahan tahun depan. Diprediksi baru akan kembali tumbuh pada akhir 2016.

Lembaga tersebut memperkirakan bahwa permintaan minyak dunia pada 2016 mendatang akan mengalami pertumbuhan tercepat sejak enam tahun terakhir. Hal ini diprediksi akan memperbaiki harga.

Harga minyak dunia terus berada di bawah tekanan selama beberapa bulan terakhir. Harga jatuh lebih dari 50% sejak musim panas lalu atau Juli 2014. Harga bahkan jatuh ke titik terendah dalam enam setengah tahun terakhir yaitu diperdagangkan dengan harga di bawah US$ 42/barel.

Pergerakan yang terjadi pekan ini memunculkan harapan bahwa mungkin pasar akhirnya berubah. Namun analis masih hati-hati.

“Kami berpikir harga akan terus berjuang naik sampai ke atas US$ 60. Hal ini bisa mengangkat kembali rig-rig yang selama ini dimatikan,” kata Naeem Aslam, kepala analis pasar di Avatrade.

(hen/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*