Harga minyak dunia makin jatuh

New York (ANTARA News) – Harga minyak kembali turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah sedikit tanda akan berakhirnya situasi kelebihan pasokan minyak mentah global.

Menurut AFP, di perdagangan New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember berakhir pada 44,60 dolar AS per barel, turun 78 sen dari sehari sebelumnya dan jatuh 2,02 dolar AS penutupan Jumat sebelumnya.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember kehilangan sembilan sen menjadi menetap di 47,99 dolar AS per barel, setelah jatuh ke serendah 47,45 dolar AS. Seminggu yang lalu Brent ditutup pada 49,93 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah di kedua pasar tenggelam setelah Tiongkok memangkas suku bunganya lagi yang dinilai sebagai sinyal kekhawatiran lebih besar atas pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.

“Ini adalah hari skizofrenia untuk komoditas,” kata analis CMC Markets Jasper Lawler.

“Ada reli awal karena prospek meningkatnya permintaan di Tiongkok setelah bank sentral Tiongkok memangkas suku bunganya.”

“Ini diikuti oleh pembalikan cepat lebih rendah pada kesadaran bahwa lima penurunan suku bunga sebelumnya tidak bekerja — dan justru langkah kebijakan itu hanya berfungsi untuk membuktikan perekonomian Tiongkok dalam kesulitan. “

“Kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi Tiongkok terus memukul harga-harga komoditas,” kata Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.

Fawad Razaqzada dari perusahaan perdagangan Gain Capital mengatakan gambaran keseluruhan minggu ini pasar masih kelebihan pasokan yang kemungkinan akan lebih penuh lagi ketika ekspor minyak mentah Iran melonjak setelah embargo Barat atas negara dicabut.

Harga minyak terpukul pada Rabu setelah Departemen Energi AS mengatakan persediaan minyak komersial negara itu melonjak delapan juta barel menjadi 476,6 juta barel pada minggu yang berakhir 16 Oktober.

Sementara itu, jumlah rig Baker Hughes North American yang dirilis Jumat menunjukkan hanya penurunan kecil dalam pengeboran AS, sehingga produksi tetap tinggi.

“Pada seminggu ini, tampak pembeli seperti kembali ke permainan karena harga minyak berhasil melambung dalam intra-hari baru-baru ini,” kata Razaelqzada.

“Namun, mereka terbukti hanya reli penyesuaian posisi dan keyakinan meningkat setelah persediaan minyak komersial AS naik tajam selama dua minggu berturut-turut,” katanya kepada AFP.

Selain itu, ia mengatakan, “penguatan dolar telah membebani emas hitam yang dihargakan dalam unit AS.”

Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Dolar AS naik terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat, karena data ekonomi yang keluar dari negara itu lebih baik dari perkiraan.

(A026)

Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Bursa

Speak Your Mind

*

*