Harga Minyak Dunia Anjlok, Pertamina EP Tambun Malah Untung

Jum’at, 12 Februari 2016 | 23:01 WIB

Pekerja mengawasi pengoperasian mesin di Kilang Minyak PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. Pertamina menyebutkan pengoperasian kembali kilang minyak TPPI tersebut dapat menghemat devisa sebesar 2,2 miliar Dolar AS setahun karena mampu mengurangi impor BBM dan LPG. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Bekasi – Manajer Tambun Field PT Pertamina EP, Abdullah mengatakan, di saat kondisi harga minyak dan gas dunia terus menurun, perusahaannya malah mampu memberikan creation value hingga Rp 70,1 miliar per tahun ke kas Pertamina. “Kami memanfaatkan gas flare,” kata Abdullah di Bekasi, Jumat, 12 Februari 2016.

Menurut dia, pemanfaatan gas flare tersebut merupakan sebuah inovasi Pertamina EP. Sebelumnya, gas flare terbuang sia-sia. Perusahaan kemudian melakukan treatment tersendiri pada seluruh sumur yang ada di Bekasi. “Sebanyak 1,9 mmscfd gas yang seharusnya terbuang digunakan kembali untuk dijual ke konsumen,” kata Abdullah.

Sejak itu, secara keseluruhan, kata dia, produksi gas Pertamina EP Field Tambun mencapai 29.92 mmscfd. Gas tersebut kemudian disuplai ke Pembangkit Jawa Bali, bahan bakar kawasan Industri Jababeka, dan untuk program PSO pada produk Elpiji oleh PT BBWM dan Yudhistira.

“Secara tidak langsung hasil produksi dari Tambun Field menggerakkan kawasan industri dan memenuhi kebutuhan harian masyarakat Jawa Barat,” kata dia.

Abdullah menambahkan, meski kondisi minyak dunia kini lesu, Pertamina EP mendorong rekan-rekan pekerja untuk terus melakukan inovasi. “Apa potensi yang ada di sekitar lokasi harus dilihat, apakah bisa dilakukan inovasi untuk menjadi lebih baik,” ujarnya.

Selain menghasilkan efisiensi hingga Rp 70 miliar, kata dia, melalui program Continuous Improvement Program, Pertamina  mampu membuat inovasi sprayer untuk mengatur alokasian minyak mentah di bak penampungan (oil catcher).

Dengan menggunakan sprayer sistem, para pekerja tak perlu lagi berada di tengah bak penampungan untuk melokalisir crude oil (minyak mentah) yang berada di permukaan oil catcher. “Cara ini lebih aman,” kata dia.

ADI WARSONO


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*