Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Pemerintah Masih Ogah Turunkan Harga BBM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Harga minyak dunia merosot tajam ke di bawah 72 dolar AS per barel. Kembali anjloknya harga minyak dunia ini karena Organisasi Negara-Negara Pengeskpor Minyak (OPEC) enggan mengurangi produksi minyak meski terjadi suplai berlebihan di pasar global.

Meski harga minyak dunia kembali turun, pemerintah ternyata masih belum kepikiran untuk menurunkan harga BBM bersubsidi yang baru saja naik Rp 2000/liter untuk jenis premium dan solar.

“Saya kira sampai sekarang belum ada pembahasan ke arah sana (menurunkan harga BBM bersubsidi),” kata Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus kepada Republika, Jumat (28/11).

Bobby berpendapat pemerintah tidak bisa menggantungkan harga BBM bersubdisi terhadap perkembangan harga minyak dunia. Alasannya karena harga minyak dunia terus mengalami fluktuasi. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa harga minyak dunia akan tetap rendah dalam beberapa bulan ke depan.

Lagipula, lanjut Bobby, pemerintah sangat komitmen mengalihkan subsidi BBM ke sektor-sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur jalan.  “Yang penting itu adalah bagaimana pemerintah ingin menggeser pola belanja ke arah lebih produktif. Kalau nantinya infrastruktur lebih bagus, kan ujung-ujungnya bisa menurunkan biaya masyarakat,” dia mengatakan.

Dengan terus menurunnya harga minyak dunia, harga keekonomian BBM bisa saja akan lebih rendah dari harga BBM bersubsidi yang dijual pasaran sebesar Rp 8500/liter untuk jenis premium. Bobby menjamin pemerintah tidak akan mengambil untung bila nantinya harga keekonomian BBM memang lebih rendah dari harga yang dijual saat ini.

“Kalau memang lebih rendah, dana yang dihemat itu bukan untuk keuntungan pemerintah. Itu tetap akan dialihkan ke sektor produktif demi kepentingan masyarakat,” Bobby menegaskan.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*